BOKS merah dengan pola bergaya Rusia ditambah karakter Nutcracker khas Natal menjadi daya tarik tersendiri. Putri Xu, desainer yang juga member dari UMKMshop Cares, mematangkan desain pada boks hampers Natal dengan sangat teliti. Bahkan, ia mencari banyak referensi hingga menonton film Nutcracker versi Disney.
"Kadang ide datang dari hal yang tak terduga, misalnya saran teman, atau nontoin film. Tiba-tiba suka dengan warnanya. Ini semua diterapin di hampers," kata Putri Xu ketika membagi pengalamannya saat webinar bertajuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Penyandang Disabilitas bersama UMKMshop Cares, Kamis (17/2).
Bukan hanya desain, isi bingkisan natal ini juga memikat banyak pembeli karena dibuat oleh tangan-tangan kreatif para perajin disabilitas.
Terdapat lima produk dalam hampers yang masing-masing dibuat oleh UMKM individu maupun kelompok , yakni King Apron alias celemek yang dibuat oleh penyandang disabilitas tuli di Jakarta. Kemudian Nutcracker slippers dibuat oleh disabilitas tuli di Bandung. Christmas Tree candle dibuat Dewijaya Care yang merupakan disabilitas netra di Jakara. Havermut chocochip cookies dibuat oleh Disabilitas di Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ), dan Ballerina napkin dibuat oleh disabilitas netra di Bandung.
Binglisan ini menjadi ajang praktik dari pelatihan yang telah diikuti para disabilitas. Para pengrajin yang terlibat mengakui kemampuan mereka terasah sehingga meningkatkan keterampilan dalam membuat sebuah produk.
"Kami akui banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan usaha terutama dalam keadaan keterbatasan khususnya pada masa pandemi saat ini. Namun, bersyukur pada pertengahan 2021 berkenalan dengan UMKMshop Cares dan berkesempatan dapat pelatihan mengembangkan usaha," cerita Dewi Winarti dari Dewijaya Care.
Dengan kerja keras dan kolaborasi antar beberapa UMKM disabilitas dalam satu produk ini, hampers ini pun laris terjual hingga 200 paket. Tentunya hal ini menjadi awal yang baik lantaran terjadi peningkatan pendapatan yang lumayan besar bagi rumah karya.
Bahkan bagi LDD KAJ, pendapatan ini digunakan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pada masa pandemi covid-19.
"Hasil didapat digunakan untuk membayar sekolah anaknya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan sebgian ditabung. Ini membuat saya dan pengrajin senang dan sangat bersyukur," ucap Suster Frederica HK dari LDD KAJ.
Mereka percaya dengan kolaborasi bisnis, terutama bagi bisnis kecil dapat membantu menumbuhkan bisnis serta menciptakan ikatan dengan pemilik bisnis yang serupa. Bahkan manfaat terbesar kolaborasi, yakni kesempatan untuk mendapatkan banyak inspirasi dan belajar. (Suryani Wandari/N-1)