25 March 2022, 05:35 WIB

Gerakan Sosial Memandirikan Pelaku UMKM Disabilitas


Suryani Wandari Putri Pertiwi | Humaniora

Dok. Instagram Jirno
 Dok. Instagram Jirno
Jirno, pengusaha pot sabut kelapa dari Banjarnegara, salah satu pengusaha binaan UMKMshop Cares.

WALAU memiliki keterbatasan fisik, bukan berarti hak dan kewajiban seseorang dibatasi. Penyandang disabilitas berhak untuk mendapat perhatian dan penghormatan tanpa membedakan suku, agama, dan ras meskipun mempunyai fisik yang tidak sempurna.

Hal tersebut yang selalu dipikirkan oleh para members UMKMshop Cares sejak diluncurkannya pada Juli 2021. UMKMshop Cares merupakan unit gerakan sosial dari UMKMSshop yang memiliki kepedulian khususnya kepada para perajin disabilitas melalui pembekalan dan pendampingan.

UMKMshop Cares memiliki pendapat bahwa disabilitas memiliki keterbatasan hanya sebuah istilah. UMKMshop Cares membuktikan kepedulian dan saling bergandengan tangan menjadikan para disabilitas ini mampu maju dan mandiri.

"Bahwa kita ini tidak terbatas dengan disabilitas, pandemi, dan juga keterbatasan dunia yang lain. Kita coba bersama-sama lakukan, bergandengan tangan, berkolaborasi saling support dan akhirnya kita melakakukan suatu kolaborasi yang luar biasa," kata Salawati Taher, narasumber pelatihan UMKMshop Cares kepada Media Indonesia, Senin (7/3).

UMKMshop Cares merangkul usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya milik disabilitas agar usaha yang tengah dirintis dapat berdaya saing. Tidak dapat dimungkiri penyandang disabilitas masih dipandang sebelah mata sehingga mereka tak jarang merasa minder dan tak percaya diri pada kemampuan dirinya.

Hal ini sejalan dengan visi UMKMshop, yakni membimbing disabilitas sebagai pelaku usaha UMKM, dan membentuk jaringan kerjasama usaha antar UMKM seluruh Indonesia.

UMKM memainkan peran strategis dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesetaraan ekonomi di Indonesia. Tercatat data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sebesar 99,9% dari total unit usaha di Indonesia adalah UMKM. Dari segi penyerapan tenaga kerja, UMKM menyerap 97,22% dari total tenaga kerja di Tanah Air.

"Waktu itu kami prihatin dan berpikir bagaimana supaya UMKM milik disabilitas bisa sejajar dengan UMKM lainnya. Ini menjadi bahan pemikiran kami untuk membuat kelompok kecil agar langkah mereka dapat didampingi," kata Irmina Hernawati, Advisor UMKMshop Cares.

Tekad tersebut terwujud dengan bergabungnya para member dari berbagai latar belakang. Mereka bersatu membangun solidaritas, menyatukan semua perbedaan demi tujuannya bersama dalam satu paket istimewa.

Kini sekitar 90 orang member telah bergabung dan berhubungan secara daring di WhatsApp Group yang berasal dari 62 rumah karya dan perajin disabilitas, yang mendapat dukungan dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jakarta dan Sleman, DIY serta Persatuan Penyandang Disabilitas (PPD) NTT.

"Kami enggak bisa bergerak sendiri, kami harus saling dukung. Masing-masing dari kami menjadi kaki, tangan, kepala dan lainnya. Di sini kami diberikan kesempatan berbuat sesuatu dengan totalitas kemampuan mereka (disabilitas)," kata Anita Prajitno, Koordinator UMKMshop Cares.

Mereka yakin kunci utama keberhasilan suatu tujuan ada pada kekompakan, kebersamaan, kerja sama, sinergi dan kolaborasi. UMKMshop Cares sangat terbuka pada dukungan pihak lainnya dan berharap para disabilitas ini dapat out of the box dan mereka tak berada dalam batasan.

 

 Beragam pelatihan upgrade UMKM 

Bergerak secara online, UMKMShop menularkan semangat kepada UMKM disabilitas untuk terus berkarya melalui program pelatihan yang lebih berpihak pada UMKM disabilitas sehingga dapat meng-upgrade kemampuan, keterampilan, dan kreativitas lainnya.

Hingga saat ini sudah terdapat pelatihan yang dilakukan secara daring kepada rumah karya binaan UMKM Shop Cares. Mulai pelatihan foto produk menggunakan handphone, membuat logo produk, packaging, warna produk, pengetahuan mengenai reseller dan dropshipper, hingga pelatihan membuat body lotion sendiri.

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan menjadi pemantik para UMKM disabilitas membuat inovasi produk yang lebih kreatif. Bahkan tak jarang, berbagai konten palatihan pun dibuat sesuai kebutuhan.

Selain memiliki fungsi akademia bagi teman disabilitas, UMKMShop juga melakukan webinar motivasi dan pendampingan kepada rumah karya yang terjalin di WhatsApp Group.

"Kreatif itu bukan bakat, asalkan dilatih tentu akan bisa. Apalagi ada yang mendukung. Mereka percaya punya keluarga baru dan mereka bisa lebih maju," ungkap Anita.

Bak gayung bersambut, UMKMShop Cares pun selalu dipertemukan dengan beberapa orang yang peduli dan tergerak untuk berbagi. Dengan latar belakang keilmuan yang beragam, mereka pun siap menjadi narasumber pada pelatihan.

"Kami mengambil narasumber yang memang tergerak untuk berbagi. Bersyukur selalu dipertemukan dengan orang yang peduli dengan para disabilitas," lanjutnya.

Sampai saat ini pendaftaran dan pelatihan yang telah digelar secara gratis daamn mendapat ilmu yang luas.

Ilmu yang diberikan tak perlu diragukan. Para UMKM mengaku sangat terbantu dan telah menunjukkan peningkatan pendapatan. Salah satunya, Jirno pengusaha pot sabut kelapa dari Banjarnegara. Sukamto, advisor UMKMshop Cares Sukamto menceritakan pada awalnya Jirno mencari bahan baku secara ngeteng (eceran). Kemudian dalam beberapa bulan selanjutnya, Jirno mampu memiliki mesin sendiri.

"Peningkatan terlihat dari sebelum dan sesudah bergabung baik dari segi pendapatan, bahan baku, kualitas penjualan, kemasan, perluasan pemasaran dan sebagainya," ucap Sukamto.

Rencana ke depan akan ada platform USC Learning Center Enhance yang memuat semua pelatihan yang telah dilaksanakan. Dengan adanya platform ini, rumah karya yang baru bergabung dapat dengan mudah mengakses sehiongga dapat belajar sendiri sesuai kebutuhannya. (N-1)

BERITA TERKAIT