BERBAGI Kasih untuk Kemakmuran Bersama menjadi tema Perayaan Imlek 2022 Universitas Tarumanagara (Untar). Diawali alunan lagu dan tari Gambang Semarang para mahasiswi, perayaan Imlek yang terlihat sangat sederhana, jauh dari keriuhan penampilan Barongsai, ingin menunjukkan bahwa Untar benar-benar berbuat untuk Indonesia.
Dengan tagline Untar untuk Indonesia, budaya kota Semarang yang diangkat menjadi acara utama. Menurut Kepala. Kantor Humas Untar Paula Tjatoerwidya, yang juga Ketua Panitia, perayaan Imlek di Untar selalu menyajikan nuansa budaya-budaya daerah di Indonesia.
"Tahun ini mengangkat budaya Jawa khususnya daerah Semarang. Dengan mengangkat budaya daerah yang berasimilasi dengan budaya Tionghoa, diharapkan perayaan Imlek tidak hanya menampilkan hura-huranya saja tapi dapat mengedukasi para sivitas akademika dengan menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh budaya, baik budaya masyarakat setempat juga budaya para pendatang khususnya warga Tionghoa," ujarnya.
Percampuran kedua budaya tersebut telah berlangsung bertahun-tahun dan masyarakatnya dapat hidup berdampingan hingga masa kini. Hargailah perbedaan untuk semakin memperkaya dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang dikenal sebagai pusat perdagangan dan memiliki sejarah budaya tionghoa yang kental.Kota Semarang pernah dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho (Admiral Zheng He/鄭和) seorang penjelajah Tionghoa Muslim yang terkenal dan memiliki ribuan pasukan bersamanya. Ekspedisi perdamaian Laksamana Cheng Ho ke Nusantara dibawah perintah Kaisar Yongle (Emperor Yǒnglè/永樂) yang mengklaim pernah singgah ke Semarang.
Hal itu ditunjukkan dengan adanya patung perunggu Laksamana Cheng Ho berukuran 10 meter di Klenteng Sam Poo Kong, Semarang.
Baca juga : LLDikti Wilayah III Luncurkan 5 Klinik Dikti Monas
Perjalanan etnis Tionghoa dan Nusantara yang hidup berdampingan di Semarang hingga saat ini dapat terlihat berbagai akulturasi di berbagai aspek kehidupan seperti pakaian, kuliner, sastra, arsitektur, bahasa, dan juga seni. Tari dan nyanyian Gambang Semarang yang merupakan salah satu karya seni akulturasi yang dipentaskan dengan indah.
Penampilan spesial lainnya adalah permainan biola dan lantunan lagu Yue Liang Dai Biao Wo De Xin oleh Rektor Untar Agustinus Purna Irawan, bersama Kahumas Untar Paula Tjatoerwidya Anggarina, dan Sekretaris Rektor Untar Felisia, dalam versi bahasa Mandarin dan Indonesia.
Rektor Untar mengatakan, Perayaan Imlek tetap dilaksanakan walaupun secara daring. Hal ini menunjukkan Untar adalah kampus yang inklusif, semua 6perayaan keagamaan selalu dirayakan di Untar untuk menumbuhkan rasa saling menghormati.
“Dengan mengangkat budaya Semarang dan sekitarnya, maka sebagai sivitas akademika harus berpikir apa yang dapat Untar kontribusikan untuk pengembangan budaya di Indonesia. Budaya Indonesia begitu indah, luhur, bernilai positif, dan perlu dipertahankan, dikembangkan, serta diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan menampilkan budaya Indonesia dalam setiap perayaan-perayaan, dapat memberikan edukasi yang tentu saja menjadi bagian penting dari Untar untu berperan menjaga kekayaan Indonesia,” ujar Rektor Untar.
Ketua Yayasan Tarumanagara Gunardi mengatakan, perayaan Imlek yang diadakan Untar diharapkan dapat membawa keharmonisan bagi seluruh masyarakat
“Marilah kita semua, sivitas akademika, tetap rukun dan bersatu dalam mengatasi berbagai tantangan yang kompleks dan terus membangun kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Semoga keberadaan Untar dan komunitas tionghoa di Indonesia kekal abadi. Semoga hadirin dan keluarga selalu sehat dan makmur pada Tahun Baru Imlek 2022 ini. Gong Xi Fa Chai, Xin Nian Kuai Le,” tukas Gunardi. (RO/OL-7)