14 February 2022, 20:24 WIB

Wayang dan Gamelan Jadi Alat Diplomasi Budaya di London


Faustinus Nua | Humaniora

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
 ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pagelaran Wayang Kulit

KANTOR Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London bekerja sama dengan Middlesex University menyelenggarakan kuliah umum dan lokakarya bersama mengenai pengenalan gamelan dan wayang Jawa yang ditampilkan oleh Grup Pandem Seta, pimpinan Ki Gunawan Purwoko.

Kegiatan itu merupakan bagian dari program Gamelan dan Wayang masuk kampus/sekolah, yang akan diusung KBRI London pada tahun 2022.

“Seiring dengan terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 pada tahun 2022, diplomasi budaya merupakan salah satu isu prioritas dengan fokus pada pelestarian dan promosi budaya guna mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan berimbang,” ujar Atdikbud KBRI London, Khairul Munadi dalam keterangannya (14/2).

Melalui kegiatan ini, KBRI London terus mendorong promosi budaya dengan kolaborasi bersama mitra lokal, diaspora Indonesia, serta pelaku-pelaku budaya di Indonesia. “Kegiatan gamelan dan wayang masuk kampus ini merupakan kesempatan baik memperkenalkan dan mempromosikan budaya, juga pelaku budaya Indonesia, kepada komunitas akademik di London,” imbuhnya.

Lokakarya ini dilangsungkan secara daring dan diikuti 25 mahasiswa dari jurusan Music and Arts, Fakultas Arts and Creative Industries, Middlesex University. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari materi kuliah Music and Culture yang diampu Hwee San Tan dan difasilitasi Sarah Stuchfield, seorang seniman Inggris pecinta budaya Indonesia.

Hwee San Tan menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan di Middlesex University dan termasuk ke dalam kredit pembelajaran program studi Music and Arts. “Kegiatan ini telah diselenggarakan bersama dengan KBRI London setidaknya dalam lima tahun terakhir. Pada tahun-tahun sebelumnya, kuliah umum dan lokakarya ini dilakukan di kantor KBRI London menggunakan gamelan milik KBRI, namun dalam dua tahun terakhir, karena masa pandemi kegiatan secara terpaksa dilakukan secara daring,” urainya.

Baca juga: Menkes: Pasien Korona Tanpa Gejala Cukup Dirawat di Rumah

Selain itu, Hwee San Tan juga mengucapkan terima kasih kepada KBRI atas dukungan yang diberikan dalam program ini. Harapannya, kegiatan itu dapat kembali dilakukan secara langsung di KBRI agar mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung bermain alat musik gamelan, bahkan mungkin KBRI dapat memberangkatkan seniman dari Indonesia untuk memberikan pengajaran dan lokakarya.

Secara terpisah, Sarah Stuchfield mengatakan kegiatan seperti ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa yang belajar di UK untuk menonton langsung pertunjukkan wayang yang interaktif. Selain itu, ini juga merupakan kesempatan baik bagi para seniman untuk mendemonstrasikan kepiawaiannya memainkan alat musik gamelan dan mempertunjukkan wayang.

“Akan lebih baik lagi bila mahasiswa bisa merasakan dan menonton langsung pertunjukkan wayang ini, namun dalam masa pandemi, kuliah umum secara daring ini merupakan opsi terbaik yang bisa dilakukan,” kata Sarah.

Dalam lokakarya tersebut, kelompok Pandem Seta yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah mendemonstrasikan enam lagu dan pertunjukkan wayang. Lagu tersebut yang merupakan kutipan dari kisah Wayang Kedu, cerita tentang jasa-jasa dan kisah penyebaran agama Islam yang pernah dilakukan oleh Ki Ageng Makukuhan di daerah Kedu.

“Ke depan, kesenian gamelan dan wayang Indonesia diharapkan dapat masuk ke dalam kurikulum pembelajaran musik dan budaya internasional di universitas di Inggris serta mendorong kerja sama antarkomunitas budaya antara Indonesia dan Inggris,” pungkas Khairul.(OL-4)

BERITA TERKAIT