17 December 2021, 22:25 WIB

Generasi Muda Diajak Antisipasi Perubahan Iklim lewat Ekonomi Sirkular 


Dero Iqbal Mahendra | Humaniora

Ilustrasi
 Ilustrasi
Ilustrasi perubahan iklim

PERUBAHAN iklim global merupakan isu yang saat ini menjadi perhatian bagi banyak kalangan, tak terkecuali Indonesia. Maka konsep ekonomi sirkular menjadi solusinya karena mampu mengurangi dampak pemanasan global.  

"Pemuda ini adalah tulang punggung kita di masa depan. Maka dari itu IBL sejak 2004 mengembangkan aktifitas anak muda," kata Executive Director of Indonesia Business Links (IBL) Yayan Cahyana dalam keterangannya, Jumat (17/12).  

Itu ia paparkan pada webinar bertema Penguatan Ekonomi Sirkular Dengan Menumbuhkan Eco-Sociopreneur Pemuda di Tengah Perubahan Iklim. Gelaran ini merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan dalam program Skilled Youth Fase V, yang diikuti oleh para generasi muda yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.  

Yayan menuturkan, Skilled Youth Fase V merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda dan iklim yang terjadi di Indonesia selama ini. Program ini memberikan dan membantu peluang ekonomi generasi muda melalui peningkatan kompetensi. 

Praktik ekonomi sirkular di Indonesia sudah memperlihatkan dampak positifnya. Data BAPPENAS menunjukkan bahwa pada 2019, penerapan ekonomi sirkular menyebabkan penurunan gas rumah kaca mencapai 93,83 juta ton CO2e dan pengurangan pencemaran mencapai 50,59 juta ton polutan.  

Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari mengungkapkan, konsep ekonomi sirkular adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim serta tetap menciptakan peluang ekonomi hijau.  

"Kami terus mendukung keberlangsungan program Skilled Youth ini, termasuk dalam mempromosikan konsep ekonomi sirkular. Ini juga sejalan dengan komitmen ESG (Environment, Social, and Governance) Citi secara global, di mana kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan," terangnya.  

Baca juga : Wika Salurkan Paket Sembako ke Jemaat HKBP Jatisampurna

Ia berharap agar kegiatan itu mampu mendorong penerapan konsep tersebut di kalangan generasi muda. Itu ketika memilih perusahaan yang ramah lingkungan maupun menciptakan bisnis yang beriorientasi pada ekonomi hijau. 

Sementara itu Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (DJPPI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanthi  melalui Radian Bagiyono mengatakan, ketahanan ekonomi memastikan resiko perubahan iklim tidak mengganggu perekonomian.  

“Program kunci pertanian dan perkebunan berkelanjutan, penurunan deforestasi dan degradasi hutan (REDD), pemanfaatan lahan terdegradasi, efisiensi energy, dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan,” tuturnya. 

Founder CEO Waste4 Change M. Bijaksana Junerosano mengapresiasi program tersebut. Ia mengatakan bila generasi muda dan masyarakat bersama-sama melakukan donasi bulanan untuk restorasi dapat menjadi solusi. 

“Kalau generasi dan masyarakat berbondong-bondong melakukan donasi bulanan untuk resotrasi dan solusi lingkungan. Maka akan ada sumber daya yang massif untuk menjadi dorongan percepatan solusi,” kata Junerosano. 

Founder and CEO Partership-ID IBL Board of Management Yanti Triwadiantini menjelaskan, tentang ekonomi Sirkular. Kata dia, Ekonomi Sirkular adalah pendekatan sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan biaya sistem produksi konsumsi yang linier. 

“Konsep ekonomi sirkular lebih dari sekadar recycling karena perlu transformasi dari keseluruhan sistem produksi dan tidak semata-mata mengurangi dampak buruk produksi, tapi juga menciptakan meningkatkan dampak positif,” pungkasnya. (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT