06 December 2021, 15:40 WIB

Penyelamatan Korban Cedera dan Pengungsi Semeru Jadi Fokus Perhatian Pemerintah


Atalya Puspa | Humaniora

AFP
 AFP
Pencarian korban semburan awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Kabupaten Lumajang, Jatim.

PENYELAMATAN korban erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi fokus perhatian pemerintah saat ini. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, setiap ada bencana seperti ini yang diprioritaskan adalah keselamatan korban. Terutama mereka yang cedera, yang kesakitan itu harus betul-betul mendapatkan perawatan maksimal. Sehingga terselamatkan," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (7/12).

Muhadjir mengatakan, korban cedera akibat erupsi Gunung Semeru di RSUD Pasirian banyak yang mengalami luka bakar parah. Selain itu, ada pula korban cedera yang tertimpa reruntuhan bangunan.

"Bahkan ada korban yang alami luka bakar sampai 80 persen. Karena itu, ini sedang kita perhatikan secara khusus untuk korban-korban ini yang terbakar," tuturnya.

Diketahui, RSUD Pasirian telah menampung sedikitnya 16 pasien korban luka bakar akibat terkena dampak awan panas guguran Gunung Semeru. Sebanyak 6 orang mengalami luka bakar hingga 80 persen.

Muhadjir menyebut telah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Kesehatan untuk dapat mengirimkan bantuan peralatan untuk menangani korban. Kata dia, dengan kondisi luka bakar separah itu, korban tidak bisa dibawa ke RS yang representatif dan lokasinya cukup jauh.

"Kita meminta bantuan dokter spesialis dan dokter sub spesialis untuk menangani, kemudian dokter bedah plastik, kemudian perawat yang sudah pengalaman merawat orang terbakar, dan seterusnya. Tadi saya sudah meminta Pak Menkes untuk segera mengirimkan bantuan-bantuan itu," paparnya.

Lebib lanjut, ia menyatakan pemerintah juga akan menangani korban pengungsi secara maksimal. Penyediaan tempat pengungsian yang layak, kebutuhan logistik, dan dapur umum sudah dilakukan oleh BNPB bersama Kemensos, dan Pemerintah Daerah.

"Untuk mereka yang masih yang ditampung di Kantor Kelurahan, itu saya minta malam ini juga dipindahkan ke sekolah. Karena kalau di sekolah kan lebih tertutup di ruang-ruang kelas. Malam ini juga akan ditangani," imbuhnya.

Selain itu, dia mendapatkan laporan, ada beberapa tempat pengungsian yang rawan terdampak erupsi susulan, yakni di lokasi pengungsian di Desa Curah Kobokan dan Desa Sumberwuluh. Dia mengatakan, para pengungsi di dua desa tersebut akan ditarik dan dipindahkan ke pengungsian di Desa Penanggal.

"Karena tempat yang dijadikan penampungan di dua desa itu rawan termasuk zona merah. Kita khawatir kalau ada erupsi susulan atau seandainya ada hujan deras, maka lahar yang tertahan di atas akan turun," imbuhnya.

Untuk mengkoordinasikan lebih lanjut penanganan pasca erupsi Gunung Semeru, Muhadjir menyampaikan, kepala BNPB telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana yang terdiri dari Komandan Korem, Bupati, dan Kapolres agar koordinasi mulai dari tanggap bencana sampai masa rehabilitasi dan rekonstruksi bisa berjalan baik.

Selain itu, juga telah dibentuk Posko Penanggulangan Darurat Bencana. Diharapkan dengan adanya posko, seluh relawan dan lembaga kemanusian lainnya, termasuk Dunia Usaha, media dan akademisi agar berkolaborasi dengan Posko dan Satgas Penanggulangan Darurat Bencana erupsi Gunung Semeru.

"Sekarang mereka semua sudah bergerak. Dan Insya Allah penanganannya semua lancar," pungkas Menko PMK.

Sebagai informasi, erupsi Gunung Semeru yang mengakibatkan terjadinya banjir lahar dan guguran awan panas telah berdampak parah di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo dan Pasirian. Berdasarkan data BNPB, per hari ini, Minggu (5/12), tercatat 14 korban jiwa meninggal, 69 orang luka-luka dan 5.205 jiwa kehilangan tempat tinggal dan mengungsi di tempat-tempat pengungsian. (H-2)

 

BERITA TERKAIT