EPIDEMIOLOG dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta Citra Indriani menyebutkan bahwa sekitar 80% penduduk Indonesia sudah terinfeksi covid-19 varian delta. Hal tersebut dilihat dari penurunan kasus covid-19 secara drastis dalam beberapa bulan ini. Penurunan kasus tersebut, lanjut dia, akhirnya membentuk imunitas kelompok secara alamiah, di mana tubuh telah memiliki antibodi spesifik untuk strain virus tertentu.
“Infeksi covid lebih dari 50% adalah asimtomatis, mungkin 80% penduduk kita telah terinfeksi (varian) Delta," kata Citra, Senin (22/11). Ia juga mengungkapkan, percepatan program vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah diharapkan dapat meminimalisir tingkat keparahan apabila masyarakat kembali terinfeksi covid-19.
Namun demikian, menurut Citra, meskipun sebagian besar penduduk Indonesia diperkirakan telah terinfeksi varian delta, bukan berarti Indonesia tidak memiliki ancaman gelombang ketiga. "Sebagian besar infeksi natural membentuk antibodi yang spesifik untuk virus atau strain virus yang menginfeksi, tidak untuk strain yang lain. Sehingga imunitas alamiah yang terbentuk saat ini mungkin tidak bisa kita andalkan apabila kita kedatangan strain yang baru,” tegas dia.
Meski angka kasus positif baru setiap hari rata-rata kurang dari 400 kasus, kebijakan pembatasan mobilitas dengan penerapan PPKM level 3 menjelang Natal dan tahun baru, imbuhnya, sudah tepat dilakukan. Namun begitu, kenaikan angka mobilitas masyarakat sekarang ini menurutnya tidak bisa dihindari.
“Kenaikan mobilitas adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Kalau kita lihat dari 1,5 tahun pandemi, gelombang kenaikan selalu diawali dengan peningkatan mobilitas, saat Natal-tahun baru dan pasca lebaran,” ujarnya.
Pembatasan mobilitas melalui penerapan PPKM level 3 menjelang Natal dan tahun baru menurutnya sebagai bagian dari bentuk pengendalian agar tidak terjadi penularan secara masif. “Meskipun kita batasi, mobilitas tetap terjadi, namun tidak semasif apabila tidak diberlakukan pembatasan. Pembatasan kerumunan dan mobilitas sudah sesuai dengan pembelajaran sebelumnya bahwa gelombang kita diawali pada periode Natal-tahun baru serta lebaran, apalagi di negara-negara tetangga saat ini sedang mengalami gelombang delta varian AY.4.2,” jelasnya.
Citra menambahkan pembatasan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan masyarakat harus terus dilakukan hingga seluruh penduduk dunia betul-betul aman dari infeksi covid-19 dan vaksinasi sudah mencapai target di seluruh negara.
“Kita masih akan menghadapi kasus covid-19 selama angka vaksinasi dunia juga belum mencapai target. Sehingga yang diperlukan saat ini adalah mengubah mindset dan menerima bahwa kita akan hidup berdampingan dengan pembatasan mobilitas ini, naik- turun level PPKM harus dijalani, dan beradaptasi dengan situasi ini karena tidak ada kepastian untuk menjawab sampai kapan,” pungkasnya. (H-1)