12 November 2021, 21:45 WIB

Indonesia-Brasil-Kongo Jalin Kemitraan Upayakan Pengendalian Iklim 


Atalya Puspa | Humaniora

Antara/Saptono
 Antara/Saptono
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Alue Dohong

TIGA negara yang dikenal sebagai pemilik hutan tropis terbesar di dunia, yaitu Indonesia, Brasil dan Republik Demokratik Kongo telah menggelar pertemuan trilateral guna menjalin kerja sama strategis dan sinergis. 

Kerja sama mencakup sejumlah hal, baik dalam pengelolaan hutan maupun pengalaman lainnya yang berhasil dijalankan tiga negara ini dalam upaya pengendalian perubahan iklim. 

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong yang memimpin pertemuan trilateral ini di arena COP-26 UNFCCC, Glasgow, Skotlandia, Jumat (12/11). 

“Pertemuan telah digelar di Sekretariat Delegasi Republik Indonesia di arena COP 26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, awal pekan ini. Banyak potensi kolaborasi yang bisa dilakukan Indonesia, Brazil, dan Kongo,” ujar Alue 

Alue Dohong menjelaskan lebih lanjut, dalam pertemuan trilateral tersebut Indonesia mengemukakan gagasan dan pandangan tentang pentingnya kerja sama tersebut dan juga mengidentifikasi area kerja sama yang dapat dilakukan oleh ketiga negara secara bersama-sama (trilateral) maupun secara bilateral. 

Menteri Lingkungan Brazil dan Republik Demokratik Kongo juga menyampaikan pandangan serta gagasan mengenai kerja sama itu. Ketiga negara mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya kerja sama dalam kerangka memperkuat pengaruh tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia ini dalam negosiasi iklim di COP 26 UNFCCC. 

"Kemudian kita sepakati perlunya melakukan inisiatif kolaboratif melalui pembentukan kelompok-kelompok kerja atau Working Groups yang solid berdasarkan kesamaan kepentingan dan prinsip saling mengisi kebutuhan atau filling the gap," terang Alue. 

Diharapkan melalui kerja sama tersebut akan semakin memperkuat posisi 3 negara di arena negosiasi pengendalian iklim global seperti di COP 26 UNFCCC, sehingga dapat bersama-sama memperjuangkan solusi yang paling efektif dan tepat termasuk upaya-upaya untuk mendorong peningkatan pendanaan yang berbasis hasil atau Result-based Payment untuk pengurangan emisi dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan plus (REDD+) serta kedua, mekanisme pembayaran atas jasa ekosistem atau Payment for Ecosystem Services (PES). 

Baca juga : Hari Kesehatan Nasional, Momentum Evaluasi Penanganan Pandemi

Alue Dohong menambahkan, dalam pertemuan itu, terdapat beberapa potensi kerja sama dari tiga negara tersebut. Indonesia menawarkan sharing pengalaman dan keahlian kepada Republik Demokratik Kongo dan Brasil terkait pengurangan deforestasi, pengendalian dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta dalam hal pengelolaan hutan sosial untuk masyarakat. 

Brasil yang memiliki pengalaman luas dalam pelaksanaan pembayaran jasa ekosistem (PES), pengelolaan dana iklim lewat lembaga Amazon Fund, juga kerja sama kegiatan pengelolaan praktik pertanian dan peternakan yang rendah emisi, pengelolaan sampah dan sanitasi. 

Sementara Republik Dmeokratik Kongo, ingin banyak belajar dari Indonesia dan Brasil, sehingga meminta dukungan dan bimbingan teknis dari Indonesia dan Brasil dalam program REDD+, pengelolaan hutan secara berkelanjutan, termasuk gambut. 

Ketiga negara juga membicarakan terkait program keanekaragaman hayati dan bioprospeksi serta rehabilitasi dan konservasi mangrove. 

“Setelah pertemuan tersebut, Menteri Brasil, Republik Demokratik Kongo dan Saya menugaskan masing-masing pejabat perwakilan untuk membahas tindak lanjut teknis terkait area kerja sama potensial yang dapat dilakukan ke depan baik dalam kerangka kerja sama bilateral maupun trilateral," ungkap Alue. 

Pertemuan trilateral itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan virtual sebelum COP 26 UNFCCC pada 22 Oktober 2021 antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dengan Menteri Lingkungan Brasil Yoaquim Leite. Dalam pertemuan tersebut dibahas kerja sama pemilik hutan tropis terbesar, untuk aksi-aksi lebih lanjut, khususnya dalam menyongsong COP26 UNFCCC. 

Sesaat setelah Pertemuan Trilateral tingkat Menteri selesai, dilanjutkan dengan pertemuan tingkat teknis untuk mengidentifikasi dan membahas secara lebih teknis lingkup atau cakupan dan bidang kerjasama yang akan dituangkan nota kesepakatan ketiga negara, Indonesia, Brazil dan Republik Demokratik Kongo. (OL-7)

BERITA TERKAIT