TAHUKAH kamu nyamuk yang sering hinggap dan memakan darah manusia adalah nyamuk betina. Hal itu karena nyamuk betina membutuhkan protein untuk memenuhi kebutuhan perkembangan telur yang baik.
Sedangkan nyamuk jantan memenuhi nutrisi dan dan makanan melalui tumbuhan. Misalnya nektar bunga. Hal itu karena nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina yang memiliki bentuk mulut merupai jarum sehingga dapat menusuk kulit manusia atau hewan.
Bagaimana dengan siklus hidup nyamuk? Dikutip dari Buku Hewan Pintar (2020), nyamuk memiliki 4 tahapan dalam siklus hidupnya yaitu telur, larva atau jentik, pupa, dan nyamuk dewasa.
Baca juga: Potensi Bioteknologi di Indonesia Belum Dimanfaatkan Secara Optimal
Nyamuk betina menyimpan telurnya di tempat yang disukai nyamuk yaitu tempat yang lembab, seperti air, dan kolam. Nyamuk betina akan mengerami telurnya untuk beberapa waktu.
Setelah selesai mengerami, telur nyamuk akan berubah menjadi larva atau jentik. Mungkin Anda sering melihat larva nyamuk di bak kamar mandi yang kotor. larva dapat berenang- renang layaknya ikan. Bentuk larva yaitu memanjang seperti garis dan bewarna hitam.
Selanjutnya larva berubah menjadi pupa. Fase ini merupakan waktu istirahat atau jeda sebelum nyamuk berubah menjadi nyamuk dewasa.
Sama seperti kepompong pada kupu-kupu, pada saat di dalam pupa nyamuk tidak membutuhkan makan ataupun minum. Untuk bertahan hidup akan muncul dua antena ke permukaan yang berfungsi untuk pernapasan.
ketika pupa nyamuk menyelesaikan perkembangannya.
Dalam beberapa hari, nyamuk dewasa akan muncul ke permukaan air. Dalam 1 - 2 hari setelah kemunculannya, nyamuk dewasa akan kawin. Setelah kawin, nyamuk betina dewasa akan mencari makanan berupa darah dari mamalia seperti manusia atau hewan.
Nyamuk betina dewasa memiliki masa hidup sekitar 40 hingga 60 hari. Sedangkan nyamuk jantan hanya memiliki masa hidup sekitar 10 hari saja. Karena itulah nyamuk dikategorikan hewan dengan masa hidup yang singkat. (OL-1)