RANGKAIAN acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 RI kali ini dimeriahkan gemerlap lampu merah putih yang dinyalakan di dua ikon Buenos Aires, yakni Puente de la Mujer dan Usina del Arte.
Cahaya merah putih yang menerangi kedua ikon tersebut dipersembahkan oleh Pemerintah Ibukota Buenos Aires, sebagai penghormatan pada perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
Puente de la Mujer di distrik bisnis elit Puerto Madero adalah jembatan yang melambangkan tarian Tango dan modernitas arsitektur Argentina Puerto Madero sendiri adalah bekas pelabuhan yang kini berevolusi menjadi kawasan elite dengan gedung pencakar langit, kafe-kafe kekinian yang jadi favorit kalangan menengah atas.
Sementara Usina del Arte adalah salah satu Gedung kesenian terkemuka di Buenos Aires.
Masyarakat Indonesia memanfaatkan kesempatan langka ini dengan datang dan menyaksikan keindahan gemerlap merah putih di Puente de la Mujer.
Mereka mengenakan batik dan berjalan santai di sepanjang jembatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Argentina.
Secara spontan, mereka berdansa Poco. Masyarakat sekitar pun ramai-ramai mengeluarkan ponsel dan mengabadikan momen tersebut. “Menarik sekali melihat orang Indonesia memakai baju khas mereka dan berdansa,” ujar Paulo, salah satu dari mereka yang menyaksikan.
Upacara presensial
Upacara Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di Argentina akhirnya dapat digelar kembali secara presensial terbatas, karena situasi pandemi sudah mulai terkendali di Ibukota Buenos Aires.
Bertempat di Wisma Duta, Upacara HUT RI diikuti masyarakat yang terdiri dari keluarga besar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), diaspora, dan sahabat Indonesia.
Pembacaan teks proklamasi dan pengibaran bendera merah putih yang menjadi pokok upacara, diikuti secara khidmat oleh para peserta. Bertindak selaku pembina, Dubes RI Buenos Aires, Niniek Kun Naryatie.
Kendati digelar presensial, masyarakat Indonesia di luar kota Buenos Aires, Paraguay, Uruguay, tetap dapat menyaksikan upacara, karena upacara disiarkan langsung melalui media sosial KBRI.
Fransiskus Betekeneng, salah satu misionaris Katolik Indonesia yang telah menetap selama 20 tahun di Argentina mengaku gembira dapat mengikuti rangkaian upacara ini.
“Semoga semangat persatuan tetap terjalin di antara masyarakat seperti yang telah berlangsung selama ini,” ujar Fransiskus.
Begitu pula dengan Suster Anastasia Kedang, yang menilai bahwa walaupun dirinya berada jauh di negeri orang, tetapi hal ini membuat ia merasa Indonesia dekat di hati.
Pawai bendera oleh anak-anak dan keruk tumpeng telah membawa kegembiraan tersendiri bagi anak-anak dan peserta upacara.
Anak-anak yang terkungkung di rumah selama pandemi, ramai-ramai mengusung bendera dari gedung KBRI menuju Wisma Duta yang berjarak 100 m. Tumpeng nasi kuning menyambut mereka tiba di Wisma Duta.
Dubes Niniek kemudian menyerahkan dan meminta Ryan Joaquín Vivas Laukon (10 tahun) perwakilan diaspora muda Indonesia di Buenos Aires, untuk meletakkan bendera merah putih puncak tumpeng, sebagai simbol untuk terus mengusung setinggi-tingginya kecintaan pada Indonesia.
“Anak-anak diaspora Indonesia adalah aset masa depan bangsa. Mereka akan punya peran besar dalam membawa Indonesia ke puncak persaingan global dalam dunia yang penuh disrupsi ini” papar Dubes Niniek.
Kemeriahan Lomba Tujuh Belasan
Lomba Tujuh Belasan yang menjadi tradisi dan ditunggu-tunggu dalam setiap perayaan HUT RI, juga digelar di Wisma Duta. Lomba makan kerupuk, makan donat, dan rebut kursi, disambut sorak riuh dan gelak tawa yang menonton. Masyarakat pun menjadi saling kenal dan akrab satu sama lain.
Fun games ini menjadi pamungkas, setelah di bulan Juli dan Agustus yang lalu, KBRI menggelar berbagai pertandingan olah raga dan rekreasi untuk masyarakat, antara lain lomba catur, pingpong, dart, hias sepeda, balap kelereng, video unjuk bakat, video kreasi masakan, dan video duta Indonesia.
Salsabila Aurelia, pemenang pertama lomba unjuk bakat, mengirimkan karya berupa puisi tiga bahasa (Indonesia, Inggris, dan Spanyol).
Ia bercerita mengenai perjuangannya mengikuti orang tuanya bertugas di luar negeri, tetapi menyadari ternyata Indonesia-lah yang selalu menjadi rumah untuknya.
Ia berharap puisi yang ditulisnya dapat memberikan inspirasi kepada diaspora Indonesia yang berada jauh dari tanah air, serta putra-putri diplomat yang seringkali diajak ikut orang tuanya bertugas.
Di tengah berbagai situasi yang belum baik, perayaan HUT RI yang digelar tahun ini diharapkan dapat meningkatkan optimisme, nasionalisme, dan mempererat persaudaraan antar sesama masyarakat Indonesia di Argentina, dan membuat Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat Argentina. (RO/OL-09)