17 August 2021, 16:22 WIB

Merdeka dari Flu dengan Empat Bahan Alami


Mediaindonesia.com | Humaniora

Antara/Jessica Helena Wuysang.
 Antara/Jessica Helena Wuysang.
Petani memperlihatkan tanaman jahe.

DALAM beberapa tahun terakhir, infeksi saluran pernapasan terutama virus influenza telah berdampak besar kepada masyarakat di seluruh dunia. Kebanyakan pandemi yang terjadi di dunia disebabkan oleh virus influenza. Virus flu dapat berubah dari waktu ke waktu dan umumnya para ahli memprediksi perubahan yang terjadi bahkan muncul virus baru yang dapat bermutasi. 

Influenza musiman telah menyebabkan morbiditas dan mortalitas setiap tahun dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Penyakit saluran pernapasan yang saat ini melanda dunia pun menjadi perhatian global, yakni virus Sars-Cov-2 atau covid-19. Sebelum covid-19 melanda dunia ada beberapa virus yang pernah terjadi. Guru besar Universitas Pancasila Prof Dr Syamsuddin MBiomed Apt mencontohkan flu asia yang pernah menyebabkan pandemi di seluruh dunia. adalah flu asia. Penyakit ini berasal dari wabah influenza A subtipe H2N2 di Tiongkok pada 1956-1958. Flu asia ini tercatat menyebabkan kematian sebanyak 2 juta jiwa.

"Ada pula flu babi. Hal ini disebabkan oleh virus baru dengan jenis H1N1 yang berasal dari Meksiko pada  2009 sebelum menyebar hingga ke seluruh dunia. Total infeksi yang terjadi karena penyakit ini mencapai 1,4 miliar orang dengan angka kematian sekitar 500.000 ribu orang," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (17/8). 

Selain itu ada flu spanyol yang menjangkiti sekitar 500 juta orang dan seperlima dari total tersebut meninggal dunia. Hal tersebut diperparah karena bersamaan dengan terjadinya Perang Dunia I. Lantas flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung. Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada unggas, baik unggas liar maupun unggas peternakan, seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.

Untuk itu, lanjut Syamsuddin, perlu tindakan pencegahan bila gejala flu ringan sudah mulai menyerang tubuh. Alternatif penggunaan bahan alami sangat berperan dalam membantu mengendalikan wabah pandemi virus terutama pada masa covid-19 yang belum dapat diperkirakan ujungnya. Ia menganjurkan mengurangi gejala penyakit dengan bahan alami ini sebagai pilihan utama. 

Menurutnya, daya tarik pengobatan herbal yaitu spektrum luas target virus potensial, karena komponen herbal dapat berinteraksi dengan protein virus yang berbeda dan tidak dibatasi oleh perbedaan strain virus dan mutasi yang resisten terhadap obat. Selain itu, ekstrak herbal sering memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan, yang bermanfaat selama infeksi influenza. 

"Ekstrak herbal dapat melawan influenza dengan penghambatan neuraminidase, mencegah virus, menstimulasi produksi IFN-gamma oleh sel T, menghambat aktivitas hemaglutinasi virus yang berpenetrasi ke dalam sel inang di dalam tubuh, peningkatan produksi immunoglobulin virus antiinfluenza, sintesis penghambatan RNA dan protein virus, menekan replikasi virus influenza, menginduksi sekresi IFN tipe I dan sitokin pro-inflamasi dengan stimulasi selanjutnya dari aktivitas antivirus dan dapat merusak struktur virion dalam virus flu," papar Syamsuddin.

Beberapa bahan herbal yang dapat menjadi terapi influenza yaitu Zingiber officinale rhizome (jahe). Jahe mengandung senyawa yang disebut gingerol dan shogaols. Para peneliti percaya bahwa senyawa tersebut berperan aktif sebagai antibakteri dalam terapi influenza. "Suatu studi menunjukkan efek antibakteri yang lebih tinggi daripada antibiotik terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. S. pyogenes ialah bakteri yang menyebabkan faringitis streptokokus yang dikenal sebagai radang tenggorokan," tuturnya.

Dalam studi jahe menunjukkan sifat antivirus. Pada hewan coba, peneliti juga menemukan jahe efektif melawan rasa sakit dan demam. Satu studi menunjukkan bahwa jahe segar memiliki efek antivirus pada model infeksi pernapasan. Dalam model laboratorium infeksi tenggorokan, jahe menunjukkan aktivitas antiinflamasi. Para peneliti menyarankan bahwa jahe dapat mengurangi faringitis, yaitu peradangan di bagian belakang tenggorokan. Selain itu, penelitian laboratorium menemukan bahwa jahe memiliki efek antioksidan tertinggi. Antioksidan membantu mencegah kerusakan sel akibat peradangan.

Selain jahe, Syamsuddin menyebut Camelia sinensis folium/daun teh. Sepertiga komposisi kimia daun teh berupa polifenol. Katekin dari kelompok flavonoid merupakan kelompok terbesar. Katekin utamanya yaitu epikatekin galat, epikatekin, epigalokatekin (EGCG), dan epigalokatekin galat. Katekin merupakan kelompok besar senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan karena sebagai sumber antioksidan. Satu review artikel oleh Daisuke, et al tahun 2018 mengatakan katekin telah dilaporkan sebagai agen virus antiinfluenza potensial dalam beberapa percobaan studi. 

Selanjutnya Cinnamomum burmannii/kayu manis. Kayu manis memiliki zat, stimulan penghangat, karminatif, pembersih darah, pencernaan, antiseptik, antijamur, antivirus, antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator. Senyawa fitokimia di dalamnya dapat berkhasiat sebagai kandidat obat alami virus influenza. Menurut Fabros et al kandungan utama kayu manis ialah sinamaldehida, suatu aldehida yang ditemukan di kulit kayu manis merupakan konstituen organik utama dari minyak kayu manis dalam potensi sebagai obat.

Ada pula Mentha arvensis folium/daun poko mint. Mentha arvensis mengandung sejumlah besar senyawa minyak atsiri menthol, vitamin A, C, dan B kompleks. Rajinder Singh, 2011, meneliti aktivitas antibakteri dari Mentha arvensis terhadap beberapa strain bakteri Gram-positif dan Gram-negatif ditemukan minyak atsiri menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan hasilnya sebanding dengan antibiotik gentamisin. Kemudian minyak atsiri berupa menthol menunjukkan aktivitas antivirus dan antifungi. Yu Xian Li, et al, 2017, meneliti Mentha arvensis mengenai antivirus, antiinflamasi, dan antioksidan yang berkaitan dengan penyakit pernapasan. Mentha arvensis mengandung asam fenolat dan flavonoid tingkat tinggi menunjukkan aktivitas antivirus. Hasil ini menunjukkan dapat dijadikan kandidat obat flu yang baik.

Baca juga: Pandemi, Dokter Sarankan Mengkonsumsi Jamu Harus Teratur

Berdasarkan hasil sejumlah penelitian itu, PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) pun meracik obat flu alami bernama Hercolgen Obat alami ini mengandung ekstrak Zingiber officinale rhizome (jahe), ekstrak Camelia sinensis folium (daun teh), ekstrak Cinnamomum burmannii (kayu manis), ekstrak Mentha arvensis folium (daun poko mint). Keempat behan aktif tersebut sudah dipercaya secara empiris dapat meringankan gejala flu sejak lama. Poliherbal tersebut diharapkan bekerja memberikan efek sinergis berdasaekan jejaring dengan protein target. (OL-14)

BERITA TERKAIT