SAMPAH plastik telah menjadi tantangan lingkungan rumah tangga di Indonesia. Bagaimana tidak? Setiap tahunnya, ada 6,8 juta sampah plastik dihasilkan dan sekitar 620 ton masuk ke sungai, danau dan laut.
Untuk mencapai target pengurangan setidaknya 30% sampah di lautan pada 2025 mendatang, kita semua harus bahu-membahu mengatasi masalah ini dan mewujudkan ekonomi sirkular untuk plastik di Indonesia. Seperti apa gambarannya?
Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati menyampaikan, masyarakat dapat mengetahuinya lewat virtual tour di laman www.fpsn2021.com yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN 2021).
Untuk memperlihatkan bagaimana proses daur ulang sampah plastik, KLHK menggandeng perusahaan Danone Aqua untuk itu.
"Virtual tour ini menjelaskan langkah dan tahapan proses daur ulang sampah kemasan plastik mulai dari pemilihan dan pengumpulan masyarakat menjadikan sampah kemasan plastik sebagai bahan baku hingga proses daur ulang yang menjadikan sampah kemasan tersebut menjadikan kemasan baru, yang siap digunakan kembali," kata Vivien, Rabu (4/8).
Pengunjung awalnya akan diminta melakukan registrasi agar bisa mengakses tur di dunia maya itu. Nanti akan terlihat tampilan visual lokasi pameran dengan petunjuk arah dan nama-nama peserta pameran HPSN 2021, salah satunya Danone Aqua.
Pada stand virtual, Anda bisa menekan tanda play button untuk memutar video daur ulang sampah plastik yang dilakukan Danone Aqua.
Ia menuturkan, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung kepada publik tentang inisiatif pengelolaan sampah plastik dalam kerangka Gerakan Bijak Berplastik oleh Danone Aqua yang telah diluncurkan sejak tahun 2018 lalu.
Gerakan bijak berplastik merupakan komitmen Danone Aqua untuk mencapai target pemerintah dengan membangun sistem ekonomi sirkular untuk kemasan. Sehingga pendekatan ini akan mampu mengurangi volume sampah plastik baik dengan menggunakan kembali maupun mendaur ulang plastik pascakonsumsi menjadi bahan baku produk baru.
Selain itu Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam tumbuhnya ekonomi sirkular dengan menyediakan sampah plastik terpilah dengan kualitas baik dan bersih sekaligus sebagai bentuk edukasi masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah
Tiga pilar bijak berplastik yang perlu diketahui, yaitu pengumpulan, edukasi, dan inovasi. Danone Aqua bekerjasama dengan para pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem sampah yang berkelanjutan.
Menurut Vivien, Danone Aqua sebagai produsen telah memberikan edukasi secara berkesinambungan tentang pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah plastik, meredesain kemasan agar mengurangi sampah plastik untuk dibuang ke lingkungan dan mudah didaur ulang serta dilakukan pengumpulan kembali sampah kemasan plastik pasca konsumsi untuk nantinya didaur ulang menjadi kemasan baru atas produk lainnya.
"Ujungnya adalah bagaimana sampah itu bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk menunjang perekonomian masyarakat," jelasnya.
Vivien juga mengajak produsen yang lain untuk mengikuti langkah yang telah dilakukan oleh Danone Aqua sebagai perwujutan konkret dari komitmen dan tanggung untuk membantu pemerintah dalam memberikan solusi efektif, berkelanjutan untuk menghadapi persoalan-persoalan sampah yang kian menantang di masa depan.
"Mari kita bangun budaya baru untuk membangun bisnis berkelanjutan dengan paradigma baru, less talk more action dan less gimmick more work, Mari kita bergerak bersama kerja bersama membangun Indonesia yang lebih baik sehingga dapat menuju Indonesia bersih di tahun 2025," pungkasnya. (H-2)