VARIAN Delta dari India menjadi berita utama di berbagai negara yang menyebabkan lonjakan ekstrem pasien covid-19 di India yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Saat ini Delta telah bermutasi menjadi Delta plus yang mulai mengkhawatirkan para pakar global.
Kementerian Kesehatan India mengatakan bahwa mereka telah menemukan sekitar 40 kasus varian delta plus dengan mutasi K417N. Pada 16 Juni 2021, kasus varian delta plus telah diidentifikasi di Amerika Serikat, serta Kanada, India, Jepang, Nepal, Polandia, Portugal, Rusia, Swiss, dan Turki.
Dalam pernyataanya, Insacog (konsorsium badan medis dan ilmiah India) telah menginformasikan bahwa varian delta plus memiliki tiga karakteristik yang mengkhawatirkan. Tiga karakteristik varian Delta Plus tersebut adalah :
1. Peningkatan penularan
2. Pengikatan yang lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan
3. Potensi pengurangan respons antibodi monoklonal (yang dapat mengurangi kemanjuran terapi antibodi monoklonal yang menyelamatkan nyawa yang diberikan kepada beberapa pasien covid yang dirawat di rumah sakit).
Chandrakant Lahariya, seorang dokter-epidemiolog dan ahli vaksin dan sistem kesehatan di New Delhi, mengatakan, meskipun pemerintah harus tetap waspada terhadap perkembangan varian, tidak ada alasan untuk panik. Sebab, menurutnya, dari bukti yang ada saat ini, Delta plus tidak jauh berbeda dengan varian Delta.
"Secara epidemiologis, saya tidak punya alasan untuk percaya bahwa 'Delta plus' mengubah situasi saat ini dengan cara mempercepat atau memicu gelombang ketiga," katanya.
Ia menambahkan, Delta plus adalah varian Delta yang sama dengan satu mutasi tambahan. Satu-satunya perbedaan klinis, yang kita ketahui sampai sekarang, adalah bahwa Delta plus memiliki beberapa resistensi terhadap terapi kombinasi antibodi monoklonal. "Dan itu bukan perbedaan besar karena terapi itu sendiri sedang diselidiki,” tutupnya. (Medcom.id/CNBC/H-2)