16 June 2021, 23:25 WIB

UGM: 82% Spesimen asal Kudus Terdeteksi Varian Delta B1617


Zubaedah Hanum | Humaniora

CDC
 CDC
Ilustrasi virus korona.

FAKULTAS Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) merilis hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) sampel virus pasien asal Kudus, Jawa Tengah, yang dirujuk dari Balitbang Kemenkes. Dalam penelitian tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82% merupakan varian Delta (B.1.617) asal India.

“Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus. Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta,” ungkap dr Gunadi PhD, SpBA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM dikutip dari laman Kemenkes.

Ia menjelaskan, UGM menerima 37 sampel spesimen dari 70 spesimen yang diuji, sementara sisanya dikirim ke Salatiga. Dari total 37 sampel itu, terang Gunadi, sebanyak 34 sampel telah keluar hasilnya dan yang tidak keluar hasilnya ada 3.

Menurut dokter Gunadi, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus di Kudus adalah karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.

“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja,” sebutnya.

Saran dokter Gunadi kepada masyarakat adalah agar saat ini memperketat kembali protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.

“Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus,” imbaunya.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti FK-KMK UGM ini sendiri dilakukan selama satu minggu dengan metode berupa penerimaan viral transfer material (VTM) yang diekstraksi secepatnya oleh tim untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, khususnya dalam mengetahui sejauh mana varian Delta bertransmisi di Kudus. (H-2)

BERITA TERKAIT