SATUAN Tugas Penanganan Covid-19 masih meneliti sampel pasien positif covid-19 di sejumlah titik lonjakan kasus di Jawa Timur. Hal itu untuk menjawab dugaan adanya varian baru virus korona Delta sebagai penyebab lonjakan kasus yang tinggi.
"Terkait perkembangan varian pada daerah yang mengalami lonjakan, sampel dari daerah tersebut sudah diambil dan masih diteliti. Karenanya untuk simpulan sebab akibat varian terhadap peningkatan laju penularan kasus pun masih membutuhkan studi lebih mendalam," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangannya.
Sejauh ini, imbuhnya, cakupan vaksinasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur berada di kisaran 19% dan akan terus ditingkatkan cakupannya. "Perlu diingat, bahwa jika sudah divaksinasi secara penuh, protokol kesehatan harus dilaksanakan secara penuh," pungkas Wiku.
Hal senada dikemukakan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio. Ia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil whole genome sequencing (WGS) sampel covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
"Masih harus menunggu hasil WGS untuk dpt menjawab dugaan tersebut," ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (9/6).
WGS merupakan pengurutan genom untuk menentukan urutan DNA lengkap. Dari situ bisa diketahui adanya mutasi atau varian baru yang ada pada penyintas aktif Covid-19.
Selain pengaruh varian baru virus, sambung Amin, lonjakan kasus juga bisa dipengaruhi perilaku masyarakat.
Sebagaimana diketahui, kasus Covid-19 yang terjadi di Kabupaten Bangkalan hingga 8 Juni melonjak mencapai 190 kasus aktif dan merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Epidemiologi Unair, Windhu Purnomo menduga kuat lonjakan kasus itu terjadi karena adanya mutasi virus korona varian Delta B.1.617 asal India. Indikatornya, 3 tenaga kesehatan (nakes) di Bangkalan yang sudah menerima suntikan vaksin covid-19 sebanyak 2 dosis, meninggal dunia setelah dinyatakan positif covid-19.
"Seharusnya kalau sudah divaksin, maksimal mengalami gejala klinis sedang, tidak sampai meninggal. Saya menduga kuat yang di Bangkalan ini mutasi B.1.617," kata dia. (Van/H-2)