HARI ini, 17 Mei, ditetapkan sebagai Hari Hipertensi Dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi umum yang disebabkan aliran darah jangka panjang di dinding arteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung.
Tubuh yang terlalu lelah, stres, pola makan, dan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan kerja jantung dan menaikkan tekanan darah. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Terlebih, penyakit ini sering kali tidak disadari penderitanya karena tidak adanya gejala atau keluhan-keluhan tertentu (silent killer), sehingga perlu adanya langkah preventif maupun kuratif untuk mencegah atau mengobatinya.
MI/ANDRI WIDIYANTO-- Warga berolahraga di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta
Selain mengubah pola makan sehat dan minum obat, penderita hipertensi perlu rutin berolahraga untuk mengendalikan tekanan darahnya. Hal itu dikatakan dr. Michael Triangto, SpKO dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dalam wawancara dengan Fit Radio, Semarang.
Baca juga: Pemudik di Bakauheni Wajib Jalani Rapid Antigen
Menurut Triangto, olahraga bertujuan meningkatkan kerja jantung agar dapat memompa darah dengan lebih baik, melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah dapat menurun, dan bahkan membuat pembuluh darah baru.
Olahraga bagi penderita hipertensi, lanjutnya, harus memiliki intensitas ringan, memiliki gerakan pengulangan, memiliki durasi yang relatif panjang (perlahan), dan dilakukan secara rutin atau konsisten.
"Jenis olahraga yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah aerobik, seperti berjalan, jogging, berenang, bersepeda, senam, dan lain sebagainya," ujarnya.
Walaupun tidak ada larangan bagi penderita hipertensi untuk melakukan jenis olahraga lainnya yang memiliki intensitas lebih berat, seperti sepak bola atau basket, namun Triangto menyarankan untuk lebih berhati-hati dan mengukur tensinya terlebih dahulu sebelum melakukan olahraga tersebut.
Triangto mengatakan batas maksimal tensi adalah 150, bila angkanya di atas 150 lebih baik olahraga beratnya dibatalkan saja.
Selain itu, dia juga menganjurkan untuk jujur pada diri sendiri pada saat berolahraga. Bila tubuh terasa tidak nyaman, kepala terasa pusing, atau dada terasa sesak, lebih baik untuk segera berhenti, sebab olahraga bisa bersifat fatal, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Durasi waktu berolahraga
WHO menganjurkan untuk berolahraga selama 150 menit per minggu. Waktu itu dapat dibagi menjadi 30 menit per hari atau 10 menit di pagi hari, 10 menit pada sore, dan 10 menit di malam hari.
“Namun, bagi penderita hipertensi, olahraga harus disesuaikan dengan kemampuannya. Bila berolahraga selama 30 menit itu lama, durasinya dikurangi menjadi 15 menit tidak masalah, baru nanti dinaikkan secara bertahap,” ujar Triangto.
Hari Hipertensi Dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei sejak tahun 2005. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi kepada seluruh masyarakat di dunia agar memberikan perhatian, peran serta dan mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan masalah hipertensi sebagai silent killer, yang memiliki potensi menyebabkan epidemi di dunia.
Selamat Hari Hipertensi Sedunia! (OL-1)