11 April 2020, 22:10 WIB

Pembelajaran Menyenangkan Dibutuhkan Siswa Selama Pandemi


Mediaindonesia.com | Humaniora

Antara
 Antara
Siswa SD belajar membaca dongeng didampingi ibunya saat pemberlakuan belajar di rumah di Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/4/2020).

GERAKAN Sekolah Menyenangkan (GSM) mengajak guru-guru Indonesia untuk mengambil peran dalam kampanye nasional membangun ketangguhan keluarga di tengah wabah covid-19 melalui pembelajaran menyenangkan. Demikian disampaikan pendiri GSM Muhammad Nur Rizal.

Rizal menilai kesempatan pembelajaran daring selama masa social distancing dan physical distancing justru memisahkan siswa dari keseharian keluarga. Anak-anak dan orang tua bukannya membangun kedekatan, melainkan dibuat sibuk dengan materi yang tidak kontekstual.

Baca juga:UNS Sisihkan Rp965,9 Juta dari Pegawai Bantu Mahasiswa Rantau

“Butuh penanganan sense of crisis di masa pandemi ini, termasuk di cara belajar. Jangan sampai rasa stres dan penat anak-anak berpindah dari sekolah ke rumah," kata Rizal dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia di Jakarta, Sabtu (11/4).

Menurut dia, belum adanya ketegasan serta aksi nyata dari pemerintah tentang pembelajaran kontekstual perang melawan covid-19 mengakibatkan guru-guru di sekolah membebani murid-murid dengan berbagai tugas dan menjawab soal-soal di rumah.

Meskipun UN atau ujian sekolah ditiadakan, lanjut dia, paradigma serta ketrampilan guru masih kuno dan lama. Akibatnya anak didik justru bertambah stres karena guru hanya memindahkan beban belajar di sekolah ke rumah sehingga orang tua ikut disibukkan dengan tugas-tugas LKS.

"Justru yang seharusnya dibangun adalah karakter dan lifeskill siswa. Bagaimana kemampuan siswa berpikir, mencari literatur, kekritisan ilmiahnya dipakai untuk membantu meredam wabah dengan cara dan gaya mereka," lanjut dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Salah satu cara yang bisa dibuat ialah membikin poster melawan covid-19, menjahit alat perlindungan diri seperti masker atau APD sederhana, menanam apotek hidup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu membersihkan rumah, dan memberi santunan sosial bagi mereka yang membutuhkan tentunya menggunakan standard keamanan covid-19.

"GSM sebagai bagian dari masyarakat sipil yang bergerak di pendidikan akar rumput ingin mengambil inisiatif mengajak guru-guru di seluruh Indonesia untuk menghentikan memberikan beban LKS dan tugas soal di rumah, dan mengubahnya dengan pembelajaran kontekstual melawan covid- 19," tegasnya.

Ia berharap melalui pembelajaran menyenangkan tidak hanya anak murid yang dilibatkan tetapi juga peran orang tua dalam membangun daya nalar kritis dan empati melawan wabah ini dengan tagar #Tangguh bersama keluarga.

Baca juga:Tiga Startup Lokal Berkolaborasi Bikin Bilik Sterilisasi

“Ada guru di SD N Jetisharjo Sleman (Khoiry Nuria) membuat mini riset, mengajak siswanya membuka tautan https://sebaran-covid19.jogjaprov.go.id/kodepos, kemudian membuat peta sebaran berdasar data di atas, lalu merefleksi mengapa sebaran meningkat itu terjadi?"

"Ada juga pembelajaran di SDN Rejodani Sleman yang memberikan tugas membuat batik korona dan poster. Bahkan ada yang memberikan bantuan sembako untuk keluarga korban warga Cokrobedog yang hanyut kemarin,” pungas dia. (RO/A-3)

BERITA TERKAIT