13 February 2020, 04:15 WIB

Komunitas Tukar Baju


MI | Humaniora

DOK IG @TUKARBAJU
 DOK IG @TUKARBAJU
Komunitas tukar baju

SETELAH 10 tahun menetap dan meniti karier di Belanda, tahun lalu merupakan titik balik yang cukup penting bagi Maurilla Sophianti Imron. Sebab, Mauril, demikian ia akrab disapa, kini berdomisili di Bali dan mulai merintis komunitasnya bukan hanya di dunia maya. Salah satu kegiatan yang sedang gencar ia lakukan ialah membentuk komunitas tukar baju.

Berangkat dari pengalamannya di industri fesyen, Mauril menyadari betul pentingnya menekan limbah dari penggunaan pakaian yang tidak berkelanjutan. Bagaimanapun, menurut Mauril, kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial akan pakaian dan fesyen tidak bisa dikesampingkan.

"Solusinya tidak bisa dengan hanya menyarankan supaya jangan beli baju. Kita suka punya acara tertentu yang mengharuskan 'dress code', misalkan. Atau fase tertentu dalam hidup, seperti hamil dan melahirkan, yang memang mengharuskan kita ganti isi lemari. Ini tidak bisa dihindari, tapi bisa disikapi dengan baik," terang perempuan yang baru tiga bulan lalu melahirkan dan menjalani pengalaman menjadi ibu baru itu.

Tukar baju merupakan salah satu solusi yang ditawarkan Zerowaste untuk menekan limbah pakaian. Metodenya, peserta tukar baju bisa membawa lima baju laik pakai yang kemudian akan disetor dan disortir oleh penyelenggara. Jika masuk seleksi, peserta akan diberikan lima token atau sejumlah baju layak yang lolos seleksi untuk ditukarkan dengan baju milik peserta lain.

Ide ini juga merupakan buah pikir dari salah satu proyek officer-nya, yakni Amanda. "Pas aku hamil melahirkan, dia yang waktu itu nyetusin juga karena dia pernah tinggal di Singapura, di sana ada clothes swap store, dari situ berlanjut," jelas penyuka gaya busana sederhana itu.

Sejak tahun lalu pula, Mauril menerangkan bahwa Zerowaste kini tidak lagi hanya berfokus pada pergerakan mengubah gaya hidup, tetapi juga pergerakan mengurangi limbah tekstil. "Kita ingin mengemas ini dengan baik. Bukan seperti flea market sehingga yang muda sampai sosialita pun enggak sungkan untuk ikutan. Memang mereka tujuannya, jadi tetap bisa bersosialisasi, bergaya, tapi tetap ramah lingkungan," terang perempuan asli Surabaya itu.

Mauril dan timnya telah menggelar acara tukar baju di berbagai kota, seperti Jakarta, Tangerang, DI Yogyakarta, Bandung, dan Bali.

BERITA TERKAIT