MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyesalkan maraknya praktik penipuan dan pencaloan tiket secara daring konser Coldplay.
Tiket konser band dari Inggris yang dijadwalkan berlangsung pada 15 November 2023 itu telah dijual pada promotor pada 17 dan 19 Mei lalu. Namun, penipuan pembelian tiket marak melalui jasa titip (jastip) di sosial media.
"Saya sangat menyayangkan walaupun kita sudah memberikan peringatan, tetap masih ada praktik penipuan dan pencaloan tiket online," ujar Sandiaga dalam keterangan resmi, Selasa (23/5).
Baca juga: Modus Pasutri Penipu Jastip Tiket Coldplay: Beli Akun Twitter Banyak Pengikut hingga Rekening
Praktik-praktik penipuan tersebut dianggap Sandiaga dapat merusak citra bisnis industri seni pertunjukan di Indonesia dan merugikan konsumen.
MI/Palce Amalo--Menparekraf Sandiaga Uno
"Walaupun sudah dilakukan dengan digitalisasi, memang ini sangat-sangat rentan ditipu. Saya sangat menyayangkan ulah oknum tersebut yang merugikan masyarakat," ucapnya.
Menparekraf pun mengapresiasi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri yang langsung menindak para pelaku penipuan. Ia mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mendapatkan tiket konser.
Baca juga: Pasutri Penipu Jastip Tiket Coldplay Raup Keuntungan Hingga Rp257 Juta
Ditambahkan Sandiaga, pihaknya telah merekomendasikan adanya satu alur sistem perizinan event di dalam negeri dengan membuat suatu platform yang digarap Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Usul ini sudah disampaikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan tengah menunggu hasil finalisasi kajian.
"Kami akan terus melakukan meeting bersama Kemenkomarves dan Polri RI. Semoga alur perizinan event dapat segera difinalisasi untuk selanjutnya digarap platformnya oleh Kominfo," kata Sandiaga.
Adanya platform izin konser tersebut agar penyelenggaraan event di Tanah Air semakin baik. Menparekraf mengatakan ada 3.000 event baik dalam skala daerah, nasional, dan internasional yang akan berlangsung sepanjang 2023 yang diharapkan dapat berkontribusi terciptanya lapangan kerja.
"Kita semua ingin digitalisasi dan tidak ada lagi keragu-raguan dalam penyelenggaraan event. Sehingga izin-izinnya bisa diurus jauh-jauh hari sebelumnya," tutupnya. (Z-1)