BARUNA Priyotomo, penyanyi dan vokalis Elpamas, mempunyai wadah dan proyek baru. Namanya Barakarama Project.
Dalam Barakarama Project, Baruna bertindak sebagai founder, songwriter sekaligus lead vocal.
“Ini adalah sebuah project yang mengangkat kembali keunikan dan kekayaan bunyi etnik di Nusantara, menyatukannya dengan lirik yang memuat semangat kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi,” kata Baruna, Jumat (11/6).
Baruna yang pernah merilis album solo “THY Name in My Title” pada tahun 2014 ini punya alasan mengapa harus etnik dan mengapa hars beruatan lirik nasionalisme,
“Dalam darah saya, ada darah pejuang. Eyang saya dulu pejuang kemerdekaan di Yogjakarta, di jaman Pak Ahmad Yani,” ungkap Baruna yang pernah tampil di Rock Opera Show bersama almarhum Jockie Suryoprayogo, bersinergi dengan Teater Koma Riantiarno, dan diajak Addie MS menjadi tamu dalam pementasan Twilite Orchestra.
“Mungkin benar, di atas umur 40-an, dengan jam terbang yang tinggi, hasrat menggelorakan cinta kebangsaaan, mengangkat seni etnik negeri sendiri sudah tidak bisa dibentung lagi,” ungkap Baruna yang kelahiran Jakarta, 16 Juli 1967.
Selaku founder, Baruna merancang project ini sebagai wadah untuk melakukan eksplorasi seni, tak sekadar hanya musik, tapi juga termuat unsur tari, dan teater. “Yang pasti kami ingin mengangkat seni tradisi Indonesia,” ucapnya.
Kata 'project' bisa ditafsir 'tidak berformasi baku' dan sangat terbuka pada hadirnya session musisi baru.
Formasi Barakarama Project saat ini adalah Baruna (vokal), Riffy Putri - Yuyun - Bunga (vokal), Toto Tewel dan Youslam (gitar), Ardy (bas), Estu Pradana (keyboards), Ihsan (biola), Hendrikus ( perkusi ) dan Rere (drums).
Rere yang duduk di posisi drummer menyebut, titik berat Barakarama Project adalah, mereka beralih dari industri musik yang mainstream menjadi penuh unsur etnik.
“Kita ingin merawat pluralisme, keanekaragaman budaya, bahasa, suku dan agama Indonesia. Dan sebagai seniman, kita bersuara lewat musik. Unsur etnik di sini menjadi penting, agar kita tidak asing dengan budaya kita yang sangat kaya!” ucap Rere.
Rere berharap dalam waktu mendatang Barakarama Project bisa saja menggelar diskusi tentang membangung toleransi.
“Kami sudah merancang berdialog dengan PBNU, misalnya, dengan Buya Said, untuk membahas soal kebudayaan dan merawat kebhinekaan!” katanya.
Sementara itu, Riffi Putri, salah satu vokalis yang sangat matang jadi penyanyi cover version di kafe kafe dengan melantunkan lagu lagu rock Barat mengatakan, saat bergabung dengan Project ini, ia menemukah hal baru yang menakjubkan.
“Ternyata menyanyikan lagu dari negeri sendiri, dengan musik etnik yang sangat indah itu seperti magic! Sungguh pengalaman yang luar biasa indah,” ujar Riffi.
Nyanyian Bangsa
Baruna yang pernah studi tentang Sound Audio Engineering di Jerman pada akhir 1990 ini, dalam Barakarama Project, menulis lagu dan lirik, sementara aransemennya digarap bersama dalam pola workshop oleh belasan musisi, misalnya untuk single yang baru dirilis 'Nyanyian Bangsa'. (RO/OL-09)