03 October 2023, 22:48 WIB

Kereta Cepat Baru Bisa Balik Modal 70 Tahun Mendatang


Insi Nantika Jelita | Ekonomi

Antara
 Antara
Presiden Joko Widodo bersiap menaiki kereta cepat Jakarta-Bandung 

DIREKTUR Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meramalkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh baru bisa balik modal hingga 70 tahun lamanya sejak beroperasi. Tingginya investasi dan utang jumbo yang ditinggalkan membuat proyek strategis nasional itu tidak bisa mengembalikan modal secara cepat.

Dari pernyataan operator Kereta Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), total biaya pembangunan proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu mencapai US$7,2 miliar atau setara Rp112 triliun (Rp15.573). Sebanyak US$1,2 miliar di antaranya merupakan pembengkakan biaya (cost overrun) yang telah disepakati antara Indonesia dan Tiongkok. Indonesia harus menanggung utang sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,5 triliun. Utang ini berasal dari China Development Bank (CDB).

"Proyek ini sulit balik modal. Jangankan 40 tahun, bahkan bisa 70 tahun baru bisa. Situasinya akan serba sulit," ujar Bhima saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (3/10).

Baca juga : Kereta Cepat Whoosh Diresmikan, 3 Lapis Listrik Suplai Stasiun Halim

Ia menilai proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu tidak layak secara bisnis, sehingga dipastikan sulit balik modal. Selain utang yang menggunung, masalah lain yang akan dihadapi ialah tingkat okupansi penumpang kereta cepat yang diperkirakan dibawah target awal. Dari awalnya dibidik 60 ribu penumpang per hari, lalu menyusut menjadi 30 ribu penumpang per hari.

Baca juga : Waktu Tempuh Jakarta ke Surabaya Cuma 3,5 Jam dengan Kereta Cepat

Menurutnya, perlu ada pendapatan diluar tiket seperti pengembangan properti, bisnis hiburan di sekitar stasiun untuk mendongkrak bisnis kereta cepat.

"Kalau ingin pengembalian modal lebih cepat berarti harga tiket mahal, tapi konsekuensinya penumpang lebih sedikit. Harus ada pendapatan diluar tiket," katanya.

Sebelumnya, Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Rhenald Kasali menyampaikan proyek transportasi kereta yang dikerjakan banyak negara akan sulit balik modal dan mendapat untung. Termasuk yang ada di Indonesia.

"Ada yang bilang sampai kiamat pun kereta cepat enggak akan balik modal. Saya pergi ke Eropa, dan hampir semua di sana memang enggak ada yang balik modal. Seperti di Swiss,” tutur Rhenald dalam acara Hub Space X KAI Expo 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (29/9).

Namun demikian, menurutnya pembangunan kereta cepat dibutuhkan untuk membangun reputasi negara di mata dunia dalam kemajuan peradaban transportasi.

"Ada yang bilang buat apa bangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung, sekarang kan sudah ada flyover. Tetapi menurut saya kita butuh reputasi. Coba apakah saudara tidak bangga dengan tambahan transportasi itu?" tutupnya. (Z-8)

 

BERITA TERKAIT