PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan dekarbonisasi cepat pada industri pelayaran, Rabu (27/9/2023). Badan tersebut memperingatkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai US$100 miliar per tahun karena emisi sektor ini terus membengkak.
Badan perdagangan dan pembangunan PBB, UNCTAD, menyoroti pentingnya peran pelayaran dalam perekonomian global. Maklum, lebih dari 80% barang yang diperdagangkan di dunia diangkut melalui laut. Namun hal ini juga menyumbang hampir tiga persen dari seluruh emisi gas rumah kaca secara global.
Pada saat industri berada di bawah tekanan untuk mengurangi jejak karbon mereka guna mencegah bencana perubahan iklim, emisi dari armada maritim global telah meningkat sebesar 20% dalam satu dekade terakhir. "Kami menyerukan tindakan global untuk mendekarbonisasi pelayaran," kata Ketua UNCTAD Rebeca Grynspan kepada wartawan saat menyampaikan laporan tahunan mengenai industri ini.
Baca juga: Inggris Sahkan Perusahaan Norwegia dan Israel Kembangkan Blok Migas
"Menyeimbangkan kelestarian lingkungan, kepatuhan terhadap peraturan, dan tuntutan ekonomi sangat penting untuk masa depan transportasi laut yang sejahtera, adil, dan berketahanan," ujarnya. Badan ini menyerukan peralihan cepat menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan di seluruh industri pelayaran karena hampir 99% armada kapal global masih bergantung pada bahan bakar konvensional.
"Transisi bahan bakar dalam pelayaran masih dalam tahap awal," kata Shamika Sirimanne, kepala divisi teknologi dan logistik UNCTAD, kepada wartawan. UNCTAD menyebutkan beberapa perkembangan yang menjanjikan, termasuk 21% kapal yang dipesan saat ini dirancang untuk menggunakan bahan bakar alternatif.
Baca juga: PBB: Suku Bunga Tinggi Lemahkan Investasi Inovasi
Namun badan tersebut menekankan perlunya meningkatkan langkah tersebut dan mengakui bahwa transisi itu memerlukan biaya yang besar. Laporan UNCTAD menemukan bahwa dibutuhkan hingga US$28 miliar setiap tahun untuk melakukan dekarbonisasi kapal pada 2050. Bahkan lebih banyak investasi--sebanyak US$90 miliar--akan dibutuhkan setiap tahun untuk mengembangkan infrastruktur yang diperlukan bagi 100% bahan bakar netral karbon pada saat itu.
Selain itu, dekarbonisasi penuh dapat meningkatkan pengeluaran bahan bakar tahunan sebanyak 100%. Akibatnya, ini berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil dan negara-negara miskin lain yang sangat bergantung pada transportasi laut.
Target net zero
Organisasi Maritim Internasional mencapai kesepakatan pada Juli untuk mengurangi total emisi tahunan industri pelayaran setidaknya 20% pada 2030 dan setidaknya 70% pada 2040 dibandingkan dengan tingkat di 2008. Strategi yang direvisi ini juga bertujuan agar industri dapat mencapai emisi nol bersih mendekati 2050. Hal ini lebih cepat dibandingkan dengan target sebelumnya yaitu pengurangan emisi sebesar 50% pada pertengahan abad ini.
IMO sedang mendiskusikan langkah-langkah ekonomi untuk menghasilkan dana guna membantu mendukung upaya dekarbonisasi negara-negara miskin serta menutup kesenjangan harga antara bahan bakar tradisional dan alternatif. Untuk memastikan transisi yang adil, UNCTAD juga menyerukan kerangka peraturan universal, yang berlaku untuk semua orang.
Peraturan yang jelas akan membantu menghilangkan sebagian besar ketidakpastian yang dihadapi para pemilik kapal di dunia yang sebagian besar sedang bersiap untuk memperbarui armada tua. Pada awal 2023, kapal komersial dunia rata-rata berusia 22,2 tahun. Lebih dari separuh armada global berusia di atas 15 tahun.
"Ini merupakan tantangan dan peluang," kata Grynspan seraya menekankan bahwa hal ini dapat memberikan insentif untuk membangun kapal yang lebih ramah lingkungan. Namun mengingat kurangnya kejelasan mengenai peraturan dan insentif untuk beralih ke bahan bakar alternatif dan teknologi ramah lingkungan, pemilik kapal yang perlu memperbarui armadanya juga dapat memilih kapal model lama yang dapat mengarungi lautan selama beberapa dekade.
Rute lebih panjang
Laporan Rabu itu menyoroti bahwa industri pelayaran global tetap tangguh meskipun ada tantangan yang berasal dari pandemi covid-19 dan perang Rusia di Ukraina. Volume perdagangan maritim global dan perdagangan peti kemas diperkirakan tumbuh pada tahun ini setelah mengalami penurunan pada 2022.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa perang Ukraina menyebabkan perubahan pola pengiriman dan meningkatkan jarak perjalanan untuk komoditas, terutama minyak dan biji-bijian. Jarak kargo minyak global mencapai titik terjauh sepanjang masa pada tahun lalu.
Pengiriman biji-bijian juga lebih jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya pada 2023 karena negara-negara yang secara tradisional memasok gandum dan produk lain dari Ukraina terpaksa mencari pemasok baru seperti Amerika Serikat dan Brasil. (AFP/Z-2)