24 September 2023, 21:18 WIB

Begini Solusi yang Ditawarkan Ganjar Terkait Polemik Perdagangan Daring


Yakub Pryatama Wijayaatmaja | Ekonomi

Dok. Pribadi
 Dok. Pribadi
Bacapres Ganjar Pranowo saat berdiskusi dengan pelaku UMKM

BAKAL calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengatakan, pemerintah perlu melindungi pedagang di pasar tradisional yang kini terancam mati akibat maraknya perdagangan daring. 

Namun solusinya bukan dengan serta merta mematikan tiktok live shop atau melarang artis berjualan.

Menurutnya, negara tidak bisa melarang usaha seseorang yang tidak melanggar hukum. Namun negara bisa mengatur agar aktivitas seseorang tidak menganggu pihak lain.

Baca juga : Ganjar Siapkan 3 Pondasi Wujudkan Indonesia Jadi Negara Maju 

"Kalau artis jualan sembako itu oke apa tidak? Ya okelah. Itu hak dia berjualan masak kita larang. Negeri ini tidak bisa melarang, yang bisa dilakukan adalah mengatur," tuturnya dalam Podcast Merry Riana dikutip Minggu (24/9).

Menurut Ganjar, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pertama, pendekatan filosofis yakni melindungi pedagang kecil. Kedua, pendekatan sosiologis yakni mencermati akar permasalahan dan mencari solusi untuk membereskannya. 

Baca juga : Ganjar Sebut Bakal Bangun Industri Digital untuk Indonesia Emas 

"Ini disrupsi sedang terjadi, dan ini soal sosiologis. Maka segera upskilling cepat, pemerintah harus turun tangan mengundang mereka ayo duduk bareng," imbuhnya. 

Proses duduk bersama harus benar-benar terbuka dan pemerintah harus mampu mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak. 

"Kita edukasi UMKM agar siap bersaing, karena kalau melarang artis berjualan kok sadis ya. Tidak semua artis itu kaya. Kita lagi belain mereka soal hak intelektual, soal royalti, soal karya mereka kalau karya dibajak kasihan," kata Ganjar. 

Dilanjutkannya, setelah pendekatan filosofi dan sosiologi itu kemudian yang mendasari kemunculan regulasi. 

"Cara yang paling bagus adalah mendengarkan mereka semua. Sehingga representasinya itu akan betul-betul mewakili sampai membuat regulasi. Jadi, filosofi, sosiologis baru regulasi," pungkasnya. (Z-5)

BERITA TERKAIT