SENIOR Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Samuel Glenn Tanuwidjaja, memprediksi harga emas bergerak di kisaran US$1.940-US$1.980 per troy ounces dengan memperhitungkan efek negatif dari kenaikan harga minyak yang berkelanjutan.
"Berdasarkan performa earnings yang masih di atas rata-rata dan harga emas yang cenderung stabil dengan estimasi EPS FY23 di angka Rp174 per saham dan PE Ratio 11.2x, rekomendasi buy untuk ANTM dengan target price Rp1.920 per saham," jelas Samuel.
Secara rinci, dia menjelaskan kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15% yoy. Namun ini di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (periode yang sama). Hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata-rata.
Baca juga: Bursa Masih Catatkan Data Positif Selama Sepekan
"Selain itu, di sisi operasional, penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% yoy dan 24% yoy," rinci Samuel.
Menurut Jasa Utama Capital Sekuritas, hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir. Ini didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%. Selain itu, ia melihat peningkatan net profit margin ANTM di semester I 2023 sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata-rata di sepanjang 2022 yakni 8,3%.
Baca juga: Bank Sentral Jepang Tetap pada Kebijakan Moneter sangat Longgar
"Mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," kata Samuel. Sejumlah faktornya, antara lain, kondisi ekonomi Tiongkok yang dikabarkan menurun dilihat dari kinerja PMI manufaktur, retail, dan penjualan properti, ekspor impor selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan permintaan investor untuk emas sebagai safe haven instrument.
Selain itu, economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak WTI dan Brent yang naik ke level tertinggi semenjak Maret 2022 dinilai dapat membebankan transportation costs pada emiten-emiten domestik dan internasional. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor terhadap penurunan kinerja margin profitabilitas emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan dan restoran, retail consumer goods, serta pertambangan. Untuk diketahui, harga emas global sudah naik 1,6% dalam sebulan ini dan mendekati level resistance US$1.944/ounce. (RO/Z-2)