PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) untuk pertama kalinya memperoleh Sustainability-Linked Syndicated Term Loan Facility, dari sejumlah mitra perbankan nasional dan internasional termasuk Singapura, Jepang, Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan.
Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk refinancing pinjaman sindikasi senilai US$700 juta atau Rp10,7 triliun, yang diperoleh tahun 2020 dan telah jatuh tempo.
Transaksi ini didukung oleh beberapa Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLABs) yaitu Bank of China (Hong Kong), CTBC Bank Co., Ltd., DBS Bank, Mizuho Bank, MUFG Bank Ltd, dan United Overseas Bank (UOB).
Baca juga : PT SMI Masih Tunggu Aturan Soal ETM
Selain bertindak sebagai koordinator MLABs, UOB juga bertindak sebagai Sustainability Coordinator untuk transaksi ini. PT SMI juga menunjuk Environmental Resources Management (ERM) sebagai pemberi opini pihak kedua untuk memberikan kajian terhadap Key Performance Indicator (KPI) dan Sustainability Performance Target (SPT) atas transaksi tersebut.
Direktur Utama PT SMI, Edwin Syahruzad, merasa senang dengan selesainya proses perolehan fasilitas pinjaman ini. Perusahaan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan.
Baca juga : PT SMI Diduga Jual Obligasi di Bawah Harga Pasar
Sustainability Linked Syndicated Term Loan Facility ini merupakan contoh nyata penggalangan dana yang inovatif, dengan juga menerapkan komitmen terhadap target keberlanjutan.
"Kami berharap ke depannya PT SMI dapat terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam kegiatan penggalangan dana selanjutnya”, kata Edwin dalam Financial Closing di Jakarta, Rabu (13/9).
Direktur Pelaksana sekaligus Kepala Sector Solutions Group dan Global Financial Institutions Group, Lim Lay Wah, menyatakan sangat senang dapat melanjutkan hubungan perusahaan dengan PT SMI dan bertindak sebagai Sole Coordinator dan Sole Sustainability Coordinator dalam transaksi ini.
"Kami tetap berkomitmen untuk menyumbangkan keahlian dan memberikan solusi dalam hal keuangan, untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Hal ini menjadi bukti kuat kepercayaan pasar terhadap PT SMI sebagai katalis penting bagi pencapaian tujuan infrastruktur di Indonesia," kata Lim Lay Wah.
Didukung likuiditas pasar yang kuat, PT SMI berhasil memperoleh komitmen pembiayaan sebesar US$1,8 miliar atau oversubscribe lebih dari 2,5 kali dari target pendanaan sebesar US$700 juta.
Pinjaman sindikasi ini ditujukan untuk membiayai proyek-proyek yang sedang berjalan, serta pembiayaan baru terutama untuk proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yang akan semakin memperkuat manajemen aset dan liabilitas perusahaan.
Berbagai proyek yang difasilitasi PT SMI telah menciptakan multiplier effect yang besar, hingga 27,62x modal disetor per Juni 2023.
Pinjaman terkait keberlanjutan ini memiliki target kinerja konkret yang sejalan dengan komitmen PT SMI terhadap Environmental Social Governance atau ESG. Hal ini mencakup indikator kinerja utama, yaitu menumbuhkan portofolio pembiayaan berkelanjutan dan meningkatkan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan terkait ESG.
PT SMI telah menghimpun dana dari berbagai sumber antara lain dari pasar modal, perbankan, dan lembaga keuangan multilateral atau Development Finance Institution.
Sejak tahun 2014, PT SMI aktif menerbitkan obligasi dengan respon yang baik dan beberapa kali mengalami oversubscribe, baik oleh investor lokal maupun asing. Dengan total obligasi yang diterbitkan melebihi Rp 45 triliun, PT SMI merupakan salah satu emiten dengan outstanding obligasi korporasi teratas di Indonesia.
Rating
Kepercayaan yang diberikan investor kepada PT SMI diperkuat dengan peringkat perusahaan yang diberikan oleh lembaga pemeringkat lokal maupun internasional.
PT SMI yang mendapatkan rating idAAA (outlook stable) dari Pefindo pada tanggal 5 April 2023 dan rating internasional BBB dan AAA(idn) (outlook stable) dari Fitch Ratings pada tanggal 28 Maret 2023, menunjukan konsistensi dibandingkan peringkat pada periode sebelumnya.
Saat ini rating PT SMI sebagai BUMN juga sudah setara dengan sovereign rating Indonesia, dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham.
Peringkat tersebut mencerminkan kuatnya posisi PT SMI sebagai entitas penting dengan potensi pembiayaan infrastruktur yang besar, profil permodalan yang kuat, dan indikator likuiditas yang baik, menunjukkan kesiapan PT SMI dalam mendukung agenda pembangunan nasional Pemerintah Indonesia. (Z-4)