11 September 2023, 14:34 WIB

Cek Ketersediaan Beras, Jokowi Sebut Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Antisipasi Inflasi


Indriyani Astuti | Ekonomi

Dok. Agus Suparto
 Dok. Agus Suparto
Presiden Jokowi mengecek stok beras di Gudang Milik Badan Umum Logistik (Bulog), Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan inflasi masih terkendali. Ia mengakui bahwa harga bahan pangan, salah satunya beras dapat menyebabkan inflasi.

Oleh karena itu saat ini, pemerintah tengah mengantisipasinya dengan menjaga stok beras tetap aman. Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan beras pada keluarga penerima manfaat. Bantuan akan disalurkan dalam waktu tiga bulan September, Oktober dan November 2023.

"Kalau inflasi saya kira masih akan terjaga di sekitar 3," terang presiden seusai mengecek stok beras di Gudang Milik Badan Umum Logistik (Bulog), Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9).

Baca juga: Jokowi Ajak Italia Kembangkan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Jokowi berkunjung ke Gudang Bulog di dua titik yakni Gedung Bulog Dramaga, Bogor juga di Komplek Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta. Tujuannya untuk mengecek stok beras yang tersedia. Selain melakukan pengecekan, Jokowi juga memberikan bantuan pangan pada keluarga penerima manfaat.

Bantuan pangan berupa beras diberikan pada 21,3 juta keluarga penerima manfaat. Total beras yang disalurkan sebagai bantuan pangan sebanyak 210ribu ton. Bantuan itu diserahkan presiden secara simbolis.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Menteri Tak Perlu Mundur saat Nyapres

"Karena yang kita berikan ini 210ribu ton bukan barang sedikit loh. Kepada 21,3 juta penerima," terang Jokowi.

Jokowi menjelaskan bahwa harga bahan pangan sedang mengalami kenaikan. Oleh karena itu, beberapa negara seperti India, menahan untuk tidak mengekspor beras mereka demi memastikan stok dalam negeri aman.

"Ya karena semua negara naik. Ini sama seperti barang-barang yang lain. Bahan Bakar Minyak (BBM) juga gitu kan. Kalau harga pasar dunia naik, pasti dalam negeri kekerek (terkerek naik). Ini harga pangan juga seperti itu apalagi beberala negara menstop untuk tidak mengekspor beras seperti India yang produksinya gede. Ekspornya biasanya gede stop," ucapnya.

Seperti halnya beras, imbuh Jokowi, negara penghasil gandum yakni Rusia dan Ukraina juga menghentikan ekspor. Kenaikan harga pangan dunia serta banyaknya negara yang menghentikan ekspor, terang Jokowi, membuat Indonesia perlu melakukan manajemen tata kelola beras untuk mencegah harga beras naik.

Jokowi menyampaikan dengan ketersediaan stok yang memadai, pemerintah akan menyalurkan beras dari gudang-gudang milik Bulog ke pasar-pasar serta memberikan bantuan pada masyarakat penerima manfaat. Itu dilakukan agar tidak terjadi kenaikan harga beras akibat kelangkaan yang menyebabkan inflasi.

"Yang paling penting manajemen tata kelola kita dalam menghadapi itu (krisis) punya. Yang penting itu juga nanti ini setelah ritel semua diguyur (beras) oleh Bulog, (pasar induk) Cipinang diguyur oleh Bulog kemudian masyarakat juga diberi ini juga. Ini kayak operasi pasar memberikan ke rakyat itu sehingga stok-stok di rakyat, stok di gudang swasta semuanya ada," papar Jokowi. (Z-10)

BERITA TERKAIT