KEPALA Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan masih tetap memegang proyeksi perkiraan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun di kisaran Rp14.800-Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Pertimbangannya, antara lain defisit neraca transaksi berjalan.
Ia berharap terjadi aliran masuk dana asing ke Indonesia untuk menahan tekanan rupiah, di tengah ekspektasi pasar akan perkembangan ekonomi Tiongkok dan menanti arah kebijakan Amerika terkait keputusan agresif atau melandainya tingkat suku bunga Fed Rate. “Itu yang nanti akan mempengaruhi kurs ke Indonesia,” kata Andry,
Apabila The Fed memutuskan kenaikan suku bunga Fed Rate, dan memberi kepastian naiknya untuk yang terakhir kali, ini akan memberi angin segar kepada nilai tukar negara emerging market yang selama ini tertekan oleh menguatnya dolar AS.
Baca juga:
Hal lain yang selama ini menyelamatkan nilai tukar rupiah tetap stabil dan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah yang rendah di kisaran 6%, yaitu berasal dari kekuatan investor dalam negeri, dengan dengan literasi untuk investasi yang relatif lebih baik.
“Tantangan pemerintah adalah mendorong literasi keuangan yang masih di bawah 50%,” kata Andry.
Baca juga: Optimalisasi Penguatan Mata Uang Lokal Menantang
Adanya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), kata Andry paling tidak akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah dengan masuknya aliran dana segar asing. Sehingga meski ada tekanan terhadap rupiah, namun tidak bisa menekan pelemahan agar rupiah lebih dalam lagi. “Selama itu dana segar ya,” kata Andry.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking menyebut, nilai tukar rupiah per 31 Agustus 2023 melemah sebesar 0,98% dibandingkan level akhir Juli 2023. Penyebabnya yaitu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
“Meski turun bila dibandingkan dengan akhir bulan Juli 2023, nilai tukar rupiah secara year to date (ytd) atau dibandingkan dengan akhir 2022 tetap menguat, yaitu sebesar sebesar 2,22%,” kata Erwindo.
Kinerja rupiah dinilai lebih baik dibandingkan dengan penguatan nilai tukar rupiah negara kawasan seperti Rupee India yang sebesar 0,06% (ytd), dan baht Thailand yang terapresiasi sebesar 1,06% (ytd) dan peso Filipina yang naik 1,54% (ytd).
“Bank Indonesia akan tetap menjaga pergerakan nilai tukar rupiah, seiring dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," kata Erwindo. (Z-3)