07 September 2023, 06:29 WIB

Top GRC Awards 2023, Pembelajaran tentang Pentingnya Teladan dan Digitalisasi untuk Atasi Risiko Ketidakpastian 


Iis Zatnika | Ekonomi

Dok Istimewa
 Dok Istimewa
Top Governance, Risk, and Compliance Awards 2023.

Sejumlah perusahaan menerima Top (Governance, Risk, and Compliance) Awards 2023, penghargaan bagi perusahaan yang menilai empat pilar tata kelola, yakni perilaku beretika, transparansi, akuntabilitas, dan berkelanjutan. Penerima penghargaan itu diantaranya Jasa Raharja, CIMB Niaga, Pos Indonesia, Telkom Akses, Bank bjb, Pupuk Sriwidjaja Palembang, Bank Jatim, Pupuk Indonesia Utilitas, Sarana Multi Infrastruktur, Penjaminan Infrastruktur Indonesia, Indo Tambangraya Megah Tbk, Semen Gresik, Bank Seabank Indonesia, Haleyora Power, serta FKS Food Sejahtera Tbk.

Acara tahunan ini, pada 2023 bertema Building Resilient Future Through ESG (Environment, Social, and Governance) and GRC, diselenggarakan di Jakarta, Rabu (6/9). “Artinya, melalui kegiatan Top GRC Awards 2023, ada keinginan terus mendorong pengembangan ketahanan bisnis di masa depan, melalui pendekatan ESG dan prinsip GRC. Implementasi ESG dan GRC bermuara pada kinerja bisnis perusahaan dapat terus tumbuh berkelanjutan,” kata Ketua Penyelenggara Top GRC Awards 2023 M. Lutfi Handayani.

Top GRC Award juga melibatkan para juri dari Asosiasi GRC Indonesia, Indonesia Risk Management Professional Association, Institute Compliance Professional Indonesia, serta Perkumpulan Profesional Governansi Indonesia, serta para pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung. Diselenggarakan untuk kelima kalinya, Top GRC Award diawali proses penilaian dan pendalaman melalui kegiatan wawancara penjurian pada 25 April hingga 30 Agustus 2023.

“Selain kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan, juga terdapat aspek pembelajaran bersama bagi perusahaan-perusahaan peserta karena kami juga menyelenggarakan Webinar Top GRC Awards pada 30 Agustus 2023. Selain itu,  diselenggarakan pula GRC Summit, yang menghadirkan pakar yang membagikan update pengembangan GRC ke depan di Yogyakarta pada tanggal 24-25 Agustus 2023,” kata Lutfi.

Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance Mardiasmo menekankan pentingnya perilaku beretika. ”Sebab pelaksana GRC terintegrasi adalah manusia. Tiga dekade terakhir, GRC berkembang sebagai respons pada situasi makroekonomi skala besar dan perubahan bisnis. Korporasi menghadapi ketidakpastian serta risiko-risiko baru. Kini GRC masuk ke fase baru yaitu fokus pada respons yang memadai," kata mantan Wakil Menteri Keuangan tersebut.

GRC untuk mengantisipasi ketidakpastian
Ketua Dewan Juri Top GRC Awards 2023, Antonius Alijoyo, mengatakan semakin efektif implementasi GRC maka kinerja bisnis perusahaan-perusahaan di Indonesia akan tetap aman dan tumbuh dengan baik. Sehingga, kepercayaan masyarakat dan investor, baik dari dalam dan luar negeri, akan tetap terjaga, bahkan makin meningkat.

”Kami mengapresiasi, direksi dan komisaris yang hadir dalam wawancara penjurian. Karena hal ini juga menunjukkan tingginya komitmen top level management dalam implementasi GRC di perusahaannya. Penilaian kami dilakukan secara kolektif dalam Sidang Pleno Dewan Juri dengan penilaian pada kelengkapan sistem, infrastruktur, dan aspek implementasi GRC. Termasuk output kinerja bisnis,” kata Antonius.

Dewan Juri, lanjut Antonius,  juga berwenang membatalkan atau mencabut penghargaan jika ditemukan permasalahan hukum terutama yang berkekuatan hukum tetap, atau permasalahan lain yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip GRC. ”Kami  juga berencana menyusun artikel jurnal Ilmiah internasional tentang GRC untuk meningkatkan kredibilitas penilaian,” kata Antonius.

Temuan para dewan juri
Top GRC Awards terdiri atas pencapaian level Bintang (stars), dari Bintang 1 (atau yang terendah) hingga Bintang 5 (atau yang tertinggi). Semakin tinggi tingkatannya, maka semakin baik sistem, infrastruktur,, implementasi GRC hingga aspek-aspek yang dapat dijadikan contoh bagi perusahaan lain.

”Kami mendapatkan temuan menarik selama proses penilaian dan wawancara penjurian, di antaranya, pertama, kelengkapan sistem dan infrastruktur GRC perusahaan-perusahaan peserta semakin lengkap dan meningkat dibandingkan 2-4 tahun lalu. Hanya saja, masih banyak perusahaan yang perlu menjalankan GRC terpadu atau GRC Integrated. Efektivitas implementasi GRC akan lebih mudah tercapai jika komponen governance, risk management, dan compliance management terintegrasi dan tidak bersifat silo-silo.”

Temuan kedua, GRC dan ESG menjadi tren  ke depan, di mana para investor makin peduli terhadap aspek sosial dan lingkungan demi menjaga iklim bisnis yang berkelanjutan. Oleh karena itu, GRC dan ESG, perlu dikolaborasikan dan diintegrasikan dalam manajemen bisnis agar perusahaan terus memiliki ketahanan dan kelincahan bisnis.

Temuan ketiga, pemimpin menjadi salaha satu kunci penting keberhasilan GR agar menjadi budaya di perusahaan.  ”Aspek Tone at the Top atau keteladanan harus dijalankan presiden direktur, termasuk dewan direksi dan dewan komisaris, harus dapat menjadi teladan dalam hal implementasi GRC. Selain itu, peningkatan kompetensi GRC di semua level manajemen perlu untuk ditingkatkan, agar dapat menjadi budaya perusahaan.”

Temuan keempat, baru beberapa perusahaan yang telah mengembangkan teknologi digital untuk mendukung sistem dan implementasi GRC yang bermanfaat memudahkan penerapan prinsip three lines of defence, update profil risiko secara berkala, dan aspek-aspek penerapan integrated GRC lainnya. (X-8)

 

BERITA TERKAIT