22 August 2023, 17:01 WIB

Pelemahan Rupiah Diyakini Hanya Jangka Pendek


Fetry Wuryasti | Ekonomi

Antara/Reno Esnir
 Antara/Reno Esnir
lustrasi nilai tukar rupiah

GRUP Ekonom Bank Mandiri melihat tendensi pelemahan nilai tukar rupiah saat ini hanya tekanan jangka pendek. Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (22/8) ditutup pada level harga Rp15.331, merujuk pada aplikasi RTI Business.

Volatilitas nilai tukar rupiah terjadi lebih karena tekanan eksternal, seperti pelemahan ekonomi Tiongkok, juga ekspektasi masih akan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat sebesar 25bps di bulan September 2023.

"Ini yang kemudian menyebabkan tekanan yang cukup besar nilai tukar rupiah," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, dalam Media Gathering Grup Ekonom Bank Mandiri, Selasa (22/8).

Baca juga :  Tekanan Rupiah Lebih Didominasi Faktor Data Ekonomi Eksternal 

Secara keseluruhan, konsensus masih meyakini bahwa sebenarnya ada sentimen positif bagi rupiah karena arah dolar AS akan berubah dari stronger US dollar sentiment menjadi weaker US dollar sentiment.

Konsensus pasar masih berekspektasi rata-rata nilai tukar rupiah akan bergerah di bawah Rp15.000 per dolar AS sampai 2024.

Baca juga : The Fed Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi. Prediksi Nilai Tukar Rupiah?

Konsensus pasar di 2023, ekspektasi terburuknya masih berada di bawah Rp15.500. Artinya pasar masih yakin dengan sentimen dolar aS yang melemah.

"Artinya rupiah memang akan kembali di posisi kisaran Rp15 ribu atau bahkan di bawah itu di akhir tahun 2023," kata Andry. (Z-5)

BERITA TERKAIT