16 August 2023, 20:31 WIB

Belanda Tergelincir dalam Resesi Ringan


Wisnu Arto Subari | Ekonomi

AFP/Koen van Weel/ANP.
 AFP/Koen van Weel/ANP.
Foto yang diambil pada 26 Juni 2023 menunjukkan tampilan dalam perusahaan perjalanan online Booking, di Amsterdam.

PEREKONOMIAN Belanda berkontraksi untuk kuartal kedua berturut-turut. Demikian menurut perkiraan awal oleh biro statistik nasional, Rabu (16/8/2023). Ini menandakan resesi ringan untuk Belanda.

"Penurunan yang tercatat selama kuartal kedua mencapai 0,3%, setelah tiga bulan pertama tahun 2023 menunjukkan kontraksi sebesar 0,4%," kata Biro Pusat Statistik (CBS) dalam suatu pernyataan. Penurunan konsumsi rumah tangga merupakan kontributor utama kontraksi pada kuartal terakhir, karena orang Belanda kebanyakan membeli lebih sedikit furnitur dan pakaian, meskipun belanja di sektor budaya dan rekreasi meningkat.

Baca juga: Utang Kenya Melesat ke Rekor Tertinggi

Perdagangan luar negeri merupakan faktor signifikan lain dalam perlambatan dengan peningkatan impor dan penurunan ekspor, terutama dari industri kimia Belanda. "Ini berarti menurut definisi yang paling umum bahwa Belanda berada dalam resesi," kata Peter Hein van Mulligen, kepala ekonom CBS, dalam presentasi online, Rabu.

Angka-angka itu juga menunjukkan ekonomi Belanda mengalami stagnasi selama empat kuartal berturut-turut. "Lemahnya pertumbuhan ekonomi belum diterjemahkan dalam penurunan pasar tenaga kerja," kata van Mulligen.

Baca juga: Pendapatan Tencent Kuartal II Tumbuh tapi Meleset dari Ekspektasi

Dibandingkan dengan negara Eropa lain, setelah penurunan terkait pandemi covid-19, ekonomi Belanda pulih lebih cepat dan kuat, tetapi selama setahun terakhir menjadi terbaliknya. Kontraksi 0,3% di Belanda kontras dengan pertumbuhan ringan yang terlihat di Prancis dan Belgia masing-masing sebesar 0,5% dan 0,2% pada kuartal kedua. (AFP/Z-2)

BERITA TERKAIT