25 July 2023, 11:04 WIB

Bappenas Dorong Penurunan Emisi Kendaraan Lewat Kebijakan Sektor Transportasi


Despian Nurhidayat | Ekonomi

Istimewa
 Istimewa
Workshop Diseminasi Hasil Studi Dampak Polusi Udara dari Sektor Transportasi terhadap Kesehatan di Indonesia

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memaparkan hasil studi dampak polusi udara dari sektor transportasi terhadap kesehatan dan produktivitas di Indonesia. Didukung Agence Française de Développement (AFD) dan WRI Indonesia, hasil studi ini juga membahas proyeksi dan simulasi kebijakan pada 2045.

“Ternyata sudah banyak kajian yang melihat dampak dari polusi, tidak hanya kepada kesehatan tetapi juga ekonomi. Negara di Asia kerugiannya besar, mencapai 0,83% dari PDB. Bahkan mortalitas di Asia Tenggara mencapai 4 ribu per tahun,” ungkap Direktur Lingkungan Hidup Bappenas Medrilzam dalam Workshop Diseminasi Hasil Studi Dampak Polusi Udara dari Sektor Transportasi terhadap Kesehatan di Indonesia, Selasa (25/7).

Transportasi merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, itu juga menjadi sumber polusi udara yang menghasilkan emisi CO2 terbesar dari pembakaran bahan bakar fosil, setelah sektor industri.

Baca juga: Resmi Ditetapkan, Berikut Perhitungan Tarif LRT Jabodebek

Oleh karena itu, studi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kembali kesadaran akan persoalan kualitas udara.

“Kami punya keinginan untuk menghidupkan lagi perhatian yang sama tentang persoalan kualitas udara dan masuk dalam kerangka RPJPN 2025-2045,” tutur Medrilzam.

Baca juga: VanMoof, Perusahaan Sepeda Listrik Belanda Bangkrut

Kajian itu dilakukan dalam lingkup nasional dengan tiga daerah percontohan, yaitu DKI Jakarta, Bandung, dan Palembang. Studi yang menggunakan konsep model sistem dinamik itu menghasilkan tiga skenario kebijakan dalam sektor transportasi, yaitu Kebijakan Avoid untuk mengurangi konsumsi energi bagi transportasi, Kebijakan Shift untuk fokus pada transisi kendaraan ramah lingkungan, serta Kebijakan Improve untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan.

Medrilzam mengatakan, upaya meningkatkan kualitas udara ini terintegrasi dengan pembangunan ekonomi hijau dalam RPJPN 2025-2045. Model yang dikembangkan pada studi ini juga menjadi komponen penting pada ekonomi hijau untuk RPJPN 2025-2045 dan model generik di provinsi untuk pengembangan ekonomi hijau daerah.

“Bappenas kan sedang menyusun rencana besar untuk 2045. Kita ingin menjadi negara maju, peringkat lima PDB terbesar di dunia, lepas dari middle income trap, lingkungan menjadi bagus,” imbuhnya.

Direktur Transportasi Bappenas Ikhwan Hakim juga berharap kajian tersebut dapat menjadi usulan arah kebijakan RPJPN dan RPJMN berikutnya.

“Studi dampak polusi udara dari sektor transportasi terhadap kesehatan yang telah disusun ini, dapat menjadi umpan balik dan masukan bagi pengembangan kebijakan transportasi berkelanjutan di Indonesia. Kualitas lingkungan dan kesehatan yang baik akan meningkatkan produktivitas masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Maju sesuai Visi Indonesia 2045,” tutup Ikhwan. (Z-11)

BERITA TERKAIT