06 July 2023, 17:12 WIB

Alasan Penjual tidak Mau Pindah dari E-commerce Ini


Media Indonesia | Ekonomi

Antara.
 Antara.
Pedagang menawarkan sepatu secara daring melalui siaran langsung di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

PETA persaingan industri e-commerce di Indonesia semakin sengit. Apalagi sekarang ada social commerce yang muncul sebagai pemain baru. Lantas, apakah posisi e-commerce raksasa akan tergoyahkan?

Kenyataannya, data menunjukkan bahwa hingga saat ini para e-commerce besar masih belum akan beranjak dari tempatnya sebagai pemain utama di industri jual-beli online. Sebut saja Shopee yang masih terus mencatatkan sejumlah torehan yang masih sangat sulit dikejar oleh para pesaingnya.

Berdasarkan data SimilarWeb, Shopee masih menjadi favorit masyarakat dengan jumlah kunjungan yang secara konsisten terus meningkat, yakni mencapai ratusan juta pengunjung di setiap bulan. Menyusul di bawahnya, Tokopedia dan Lazada, dalam periode yang sama. Shopee juga masih menduduki peringkat pertama di SimilarWeb sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh oleh masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang mengunduh aplikasi marketplace ini membuktikan bahwa Shopee masih berada di posisi top of mind para pengguna. 

Baca juga: Luncurkan GVV Batch 6, Grab Cari Startup ESG dan E-commerce Enabler

Hal ini dikukuhkan oleh riset lembaga survei IPSOS berjudul Understanding the Potentiality in E-commerce Seller yang menyatakan bahwa 67% penjual online menempatkan Shopee di posisi pertama di benak mereka. Ini jauh melampaui Tokopedia, Lazada, dan TikTok Shop. Bahkan, riset dari IPSOS menunjukkan bahwa 65% penjual mengatakan bahwa kontribusi omzet terbesar mereka berasal dari Shopee dan hanya 9% yang mengatakan bahwa omzet mereka berasal dari TikTok Shop sebagai pendatang baru di industri jual-beli online. 

Masih berdasarkan riset yang sama terungkap bahwa sejumlah faktor menjadi alasan para penjual tetap bertahan di Shopee. Di antaranya kampanye tematik yang menarik, pilihan jasa pengiriman, fitur interaktif, peningkatan potensi pelanggan, dan promo menarik yang rutin diberikan oleh platform marketplace satu ini. Berbagai macam layanan yang disediakan menunjukkan dominasi Shopee dalam memengaruhi keputusan para penjual dalam memilih platform terbaik untuk mengembangkan bisnis mereka.

Baca juga: Digitalisasi Sektor UMKM Turut Dorong Pertumbuhan Industri Logistik

Data tersebut memberikan gambaran kepada para penjual online bahwa Shopee memiliki basis pelanggan yang besar dan loyal untuk bisa dikonversi menjadi pasar potensial bagi bisnis mereka. Potensi dari pembeli inilah yang kemudian menarik para penjual untuk menjalankan bisnisnya di Shopee.

Kata penjual

Keabsahan data-data tersebut diamini oleh sejumlah penjual online yang berkesempatan membagi ceritanya dengan awak media. Salah satunya ialah Sunandar, 32. Ia merupakan seorang penjual sandal jepit asal Desa Sindang Barang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada 2020, Sunandar, yang usahanya nyaris bangkrut akibat pandemi covid-19, membuka toko online pertamanya mqstars di Shopee dan hingga kini tetap milih hanya berjualan di e-commerce ini.

Bagi Sunandar yang memerlukan perputaran modal yang cepat, proses penarikan dana yang disediakan oleh Shopee secara cepat sangat membantu dalam mengelola bisnis rumahannya. "Dari awal jualan online milihnya memang Shopee. Karena balik modalnya cepat. Selain pelanggannya memang banyak, narik uangnya juga cepat. Aplikasinya juga paling gampang dipakai, enggak ribet, jadi ya sudah nyaman," Sunandar menjelaskan. 

Setali tiga uang, Fatatul dan Agung pemilik usaha pakaian bayi bernama ummababyshop menceritakan bahwa memulai usaha di Shopee tidak memerlukan modal besar. Hanya, bermodalkan sisa perlengkapan bayi, ia kini sukses melayani ribuan pesanan setiap hari. "Sempat coba-coba jualan di platform lain juga, tetapi pelanggan lebih banyak di Shopee, katanya karena promonya paling oke, jadi, ya, sebagai penjual kita ikut fokus di Shopee," jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa bukan cuma tempat berjualan, Shopee berinvestasi pada pengembangan keterampilan penjual. "Ada Bimbel Shopee yang bikin saya bisa diskusi cara mengoptimalkan fitur dan promosi. Yang paling senang bisa dibantu ekspor sampai ke Malaysia dan Filipina juga. Paling lengkap dan oke sih sampai sekarang," dia menambahkan.

Saat ini ummababyshop menjadi bisnis yang sangat berkembang dan berhasil menerima minimal 1.000 pesanan per hari di Shopee. "Alhamdulillah dari modal 1 juta, sekarang saya minimal bisa terima 1.000 pesanan per hari. Ummababyshop ada di marketplace lain, tetapi tetap penjualan paling tinggi di Shopee, jauh," kata Fatatul.

Penjual menyampaikan bahwa Shopee ialah e-commerce paling matang dalam menyediakan layanan bagi penggunanya. Pertumbuhan yang cepat dan terus meningkat didukung dengan fakta bahwa Shopee memiliki basis pelanggan terbesar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Shopee tidak hanya terus mendominasi industri e-commerce sebagai pilihan utama penjual di Indonesia, tetapi juga berhasil menjadi raja di Asia Tenggara. (Ant/Z-2)

BERITA TERKAIT