30 June 2023, 11:48 WIB

Kisah UMKM Telur Asin yang Jalani Bisnis Berlandaskan Gotong Royong


Andhika Prasetyo | Ekonomi

MI/Andhika Prasetyo
 MI/Andhika Prasetyo
Maesaroh menjaga gerai telur asin di Panen Hadiah Simpedes BRI Bekasi Kota, Jawa Barat.

Maesaroh bersama suaminya, Misro Abdul Latif, telah menekuni bidang produksi telur asin sejak 2000 silam. Beragam strategi sudah mereka jalani untuk membuat bisnis terus berjalan. Salah satu siasat yang dilakukan adalah membantu para peternak bebek yang menjadi sumber penyuplai telur.

Pasangan suami istri itu tidak segan melakukan pembayaran di muka untuk digunakan sebagai modal kerja para peternak. Langkah itu dilakukan guna memastikan pasokan telur kepada mereka tetap aman.

“Ini berawal dari pengalaman juga. Kami sempat kesulitan mendapat suplai telur, sering kali tidak stabil. Jadi kami siasati seperti itu. Kami bayar di awal agar peternak bisa beli pakan untuk bebek-bebek mereka,” ujar Maesaroh di Panen Hadiah Simpedes yang digelar di BRI Kantor Cabang Bekasi Kota, Jawa Barata, Sabtu (24/6).

Baca juga: Menggalakkan Digitalisasi Melalui Agen BRILink

Saat itu, ia mengaku membayar di muka dengan memanfaatkan pinjaman sebesar Rp5 juta dari BRI. Strategi tersebut pun terbukti ampuh. Maesaroh bisa meningkatkan produksi dari semula hanya 1.000 butir per pekan menjadi 3.000 butir per pekan.

“Pasokan kepada kami jadi aman karena sudah ada kontrak di awal. Produksi kami jadi terjaga,” tuturnya.

Baca juga: BRI Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas dengan Masuk ke Ekosistem Digital

Skema gotong royong itu berjalan selama bertahun-tahun, sampai akhirnya, pada 2020 lalu, pandemi covid-19 menyerang dan membawa dampak buruk bagi Latif dan Maesaroh serta para peternak penyuplai telur.

Banyak peternak yang mengalami kesulitan hingga akhirnya menjual bebek-bebek mereka. Akhirnya, pasokan kepada Latif dan Maesaroh pun merosot tajam. Produksi mereka kembali menjadi 1.000 butir per pekan karena suplai yang sangat terbatas.

Setelah pandemi mereda, pada 2022, pasutri pemilik jenama Telur Asin Diamond itu mencoba kembali menyemangati para peternak. Mereka kembali meminjam modal ke BRI dengan nominal yang lebih besar. Modal tersebut kemudian diberikan sebagai uang muka kepada para peternak untuk membeli bebek untuk dibudidayakan. Langkah itu lagi-lagi berhasil. Akhirnya, kini pasokan telur kembali normal dan produksi Maesaroh bisa maksimal. (Z-11)

BERITA TERKAIT