04 June 2023, 13:38 WIB

Upaya Erick Thohir Revitalisasi Aset BUMN Lokananta Diapresiasi


Media Indonesia | Ekonomi

Ant
 Ant
Pengunjung melihat display instalasi koleksi di Museum Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (2/6/2023)

RESTRUKTURISASI dan pembenahan aset milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus dilakukan oleh Menteri Erick Thohir.

Setelah selesai dengan Sarinah dan Pos Bloc, kini studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta di Kota Surakarta, Jawa Tengah, usai direvitalisasi.

Kawasan dengan luas 2,1 hektare ini direvitalisasi sejak 27 November 2022 dan memiliki tujuh arena, yakni Galeri Lokananta, Studio Rekaman Lokananta, Lokananta Live House, Taman Lingkar Lokananta, Panggung Amphitheater Lokananta, area ritel F&B, dan area ritel kreatif (non F&B).

Baca juga: Lokananta Dibenahi Jadi Hub Kreatif dan Komersil

Musisi Addie Muljadi Sumaatmadja menilai revitalisasi Lokananta yang dilakukan Erick merupakan langkah sangat tepat.

Sebab, revitalisasi Lokananta itu tidak hanya mencakup pelestarian dan perlindungan cagar budaya musik Indonesia, tapi juga diharapkan dapat mendorong kemajuan industri musik dan seni serta menumbuhkan industri kreatif di Surakarta, Jawa Tengah.

Dari sisi pelestarian dan perlindungan cagar budaya musik Indonesia, selama ini masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan dalam melakukan dokumentasi dan pengarsipan sejarah.

"Revitalisasi Lokananta merupakan bukti nyata negara memperhatikan sejarah dan menyelamatkan harta karun musik di Indonesia," ujar Addie MS, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (4/6).

Baca juga: Ganjar Setuju Lokananta Jadi Objek Wisata

Sebelum adanya Warner Music, Sony Music, Musica, atau Jackson Record, semua musisi besar seperti Gesang dan Waljinah direkam di Lokananta.

Tanpa adanya Lokananta, menurut Addie, masyarakat Indonesia saat ini tak bisa mempelajari dan menikmati musik di era itu.

"Sebagai bangsa besar, harusnya dokumentasi tentang perkembangan musik di Indonesia jauh lebih banyak. Sehingga revitalisasi Lokananta yang dilakukan Erick ini tak hanya melihat sisi ekonomi, tapi lebih pada pelestarian dan perlindungan cagar budaya musik Indonesia," katanya.

Sebagai recording tertua di Indonesia, revitalisasi Lokananta ini bisa jadi pengingat sejarah pada musik yang pernah ada di Indonesia. Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai dan mengambil pelajaran berharga dari sejarah.

“Di Austria, pemerintahnya mendanai perkembangan kesenian. Pemerintah Austria tidak berharap dananya kembali dari kesenian. Namun membiayai gedung opera dan gedung konser dikarenakan mereka tahu ada peninggalan Mozart yang bisa mendatangkan banyak wisatawan. Itu adalah keuntungan cukup besar ke pemerintah Austria," terang Addie.

Baca juga: Industri Musik Indonesia Perlu Siapkan Strategi Baru Masuki Era Hibrida 2022

Ia berharap revitalisasi terus berlanjut. Ke depannya bisa melakukan reproduksi dan rekonstruksi apa yang diwariskan Lokananta. Dengan teknologi artificial intelligence misalnya, diharapkan dokumen foto yang sudah kusam di Lokananta dapat direkonstruksi.

Sehingga nantinya Lokananta tidak hanya berhenti di reproduksi dan rekonstruksi. Namun dapat memproduksi musik yang tak memiliki nilai ekonomi tinggi seperti art music misalnya lagu karawitan, orkestra musik klasik, jazz, seriosa dan lagu lama agar memiliki nilai jual.

"Jadi art music bisa dikomersialkan lewat Lokananta dan berkontribusi kepada pekerja seni yang terlibat dan tetap survive. Diharapkan ke depannya Lokananta bisa menjadi hub bagi seniman, musisi dan industri sehingga bisa memberikan nilai jual pada art music,” tutupnya. (RO/S-2)
 

BERITA TERKAIT