31 May 2023, 06:54 WIB

Penerapan Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Tetap Berjalan


Media Indonesia | Ekonomi

Antara/Yulius Satria Wijaya.
 Antara/Yulius Satria Wijaya.
Sejumlah kendaraan melintas di ruas jalan tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur.

PENERAPAN uji coba transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) akan tetap diterapkan di Indonesia. Selain itu, teknologi dari Hongaria yang digunakan untuk penerapan MLFF telah diadaptasi untuk lingkungan Indonesia serta tetap memperhitungkan keadaan lokal.

"Proyek ini terus berjalan dengan hubungan erat BPJT serta pemangku kepentingan terkait lain. Tentu saja ada sedikit keterlambatan dalam jadwal. Di satu sisi ini normal dalam proyek-proyek besar seperti ini," jelas Direktur PT Roatex Indonesia, Gyula Orosz, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Penjelasan dari Gyula Orosz ini sebagai respons dari kegiatan jumpa wartawan yang dilakukan oleh Musfihin Dahlan di Jakarta. Gyula menegaskan Musfihin sudah tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi terkait proyek MLFF sejak 22 Mei 2023.

Baca juga: AEON Mall Gelar Topping Off Ceremony di Kota Deltamas

"Berdasarkan hasil keputusan rapat pemegang saham, Musfihin sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama dan CEO PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Jadi Musfihin tidak lagi memiliki kapasitas untuk bicara mengatasnamakan PT Roatex Indonesia Toll System," tegasnya.

Lebih lanjut Gyula menyatakan untuk penggunaan teknologi ini telah melewati proses adaptasi dengan lingkungan dan keadaan lokal Indonesia. "Kami mempertimbangkan kondisi lokal, tetapi itu salah satu masalah saat ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hongaria dalam bidang dan teknologi ini," tambah Gyula.

Baca juga: Ubah Prediksi Kontraksi, IMF Perkirakan Pemulihan Ekonomi Inggris

Gyula menambahkan bahwa berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa PT RITS sangat tertarik untuk bekerja sama erat dengan pihak berwenang Indonesia dan kontraktor Indonesia untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Selain itu, Gyula menyatakan pergantian manajemen merupakan hal lumrah dilakukan setiap perusahaan. Dari hasil penilaian yang dilakukan, perusahaan merasa perlu melakukan penyegaran.

"Jadi sungguh hal yang normal dengan adanya pergantian direksi. Kami sejak awal sudah mencoba berkomunikasi dengan Bapak Musfihin tetapi beliau tidak menerimanya," kata dia. "Saya percaya bahwa tidak benar jika harus membedakan antara manajemen Indonesia dan Hongaria, karena seharusnya ada manajemen tunggal dan seragam," tutur Gyula.

Mengenai perbedaan visi, Gyula melihat semua justru berada dalam kondisi yang baik. Pihaknya tetap melihat kerja sama bisnis ini memiliki nilai strategis buat semua pihak. "Tidak ada perbedaan dalam visi ini. Kami percaya bahwa visinya tetap sama yakni menyampaikan teknologi yang proven, teknologi mutakhir yang akan melayani masyarakat Indonesia, dan akan memiliki dampak positif signifikan pada transportasi, lingkungan, dan ekonomi," ujarnya

Gyulo menjelaskan RITS tidak bisa memaksa untuk menerapkan sistem seperti yang diterapkan negara lain. "Namun tanpa modifikasi yang tepat di latar belakang legislatif saat ini, pasti sistem tidak bisa bekerja. Ini bukan solusi plug-and-play yang dapat dioperasikan secara mandiri. Ini sistem sangat kompleks karena semua kaki harus dipersiapkan dengan baik, yakni sistem, latar belakang legislatif, dan kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait lain, terutama kepolisian dan operator jalan tol," tambahnya

"Kami rasa semua masih berjalan secara baik. Ada keterlambatan untuk proyek besar seperti ini tentu menjadi tantangan buat kami. Namun kami tetap komitmen dan memiliki visi yang sama dengan pihak Indonesia," ujar Gyula. (Z-2)

BERITA TERKAIT