DIREKTUR Eksekutif Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Herry Aslam Wahid mengungkapkan. MES berupaya memperkuat literasi dan inklusi ekonomi dan keuangan syariah dengan menjalankan berbagai program, seperti melakukan roadshow ke beberapa daerah dan membuat siniar (podcast).
Di tahun ini, organisasi nirlaba tersebut akan melakukan roadshow literasi ekonomi dan keuangan syariah di 100 kota.
"Roadshow terus berjalan, sejak 2010 kami rutin melakukan kegiatan tersebut. Kami menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan asuransi, pasar modal dan lainnya," kata Aslam saat beraudiensi dengan Media Indonesia, di Kantor MES, Jakarta, Rabu (5/4).
Baca juga : Wapres: Pemda Diminta Eksplorasi Potensi Ekonomi Syariah di Wilayahnya
Ia menjelaskan banyak masyarakat yang masih asing dengan kata akad syariah yakni jenis kesepakatan dalam transaksi syariah antara nasabah dengan bank syariah. Lalu, Masih ada perdebatan mengenai bunga di bank syariah.
"Masyarakat Islam mengenal bahwa bunga bank itu haram, nah, ini masih menjadi perdebatan. Masalah tersebut sering kami temui di beberapa daerah," ucap Aslam.
Baca juga : BI Sulsel Gelar Pekan Ekonomi Syariah dan Luncurkan Zona KHAS
Sebanyak 40.925 orang telah menerima manfaat dari roadshow literasi ekonomi dan keuangan syariah yang dilakukan MES. Aslam menambahkan, MES juga melakukan pendampingan terhadap pelaku usaha, utamanya dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pendampingan itu seperti mengadakan workshop kewirausahaan kepada 1.192 pelaku usaha, melakukan binaan UMKM halal kepada 729 pelaku usaha, mengadakan bimbingan teknis (bimtek) ke 40 pelaku usaha dan kegiatan lainnya.
"Total sudah ada 2.218 penerima manfaat dari pendampingan yang dilakukan MES. Pendampingan usaha ini juga kita terus dorong," kata Aslam.
Selain itu, ia memaparkan jaringan kepengurusan MES terus bertambah. Per 31 Desember 2022, kepengurusan MES telah hadir di 116 kota/kabupaten, 29 provinsi, dan 22 perwakilan luar negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Media Indonesia Ade Alawi mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan MES agar literasi keuangan syariah di Indonesia bertumbuh pesat.
Mengutip data OJK, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan, indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia masih kecil yakni baru 9,14%. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah di Tanah Air sebesar 12,12% hingga 2022.
Data lain menyebutkan, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 49,68%, naik dibanding 2019 yang sebesar 38,03%. Sementara indeks inklusi keuangan tahun lalu mencapai 85,10%.
"Kita masih ada gap yang yang besar dengan inklusi dan literasi keuangan syariah. Kita harus membumikan inklusi ini karena potensi ekonomi syariah yang besar. Media Indonesia mendukung MES mengenalkan keuangan syariah ke masyarakat lebih luas," tutupnya. (Z-5)