31 March 2023, 17:31 WIB

Pasar Semen Turun, Pendapatan 2022 Cemindo Gemilang Tumbuh 17%


Mediaindonesia.com | Ekonomi

MI/Dwi Apriani.
 MI/Dwi Apriani.
Ilustrasi.

SEPANJANG 2022 merupakan tahun sangat menantang sejumlah industri, termasuk bagi industri semen. Soalnya, secara keseluruhan, permintaan pasar mengalami penurunan karena minim pembangunan.

Wakil Presiden Direktur Cemindo Gemilang, Vince Indigo, mengatakan di Indonesia penurunan pasar semen terjadi sekitar 4%. Begitu juga dengan pasar kedua terbesar Cemindo Gemilang, yakni Vietnam, yang mengalami stagnan. 

Meskipun begitu, pihaknya tetap bersyukur karena masih mencatatkan pertumbuhan yang baik pada 2022. "Kami bersyukur pendapatan kedua pasar secara keseluruhan pada 2022 masih tercatat tumbuh sekitar 17,02% dibanding 2021," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/3).

Baca juga: Inflasi Tetap Tinggi, Bank Sentral Afrika Selatan Naikkan Suku Bunga

Pertumbuhan tersebut dikontribusi dari kerja sama yang baik dengan distributor hingga pengambilan keputusan yang efektif demi menjangkau pasar yang lebih luas lagi di dalam negeri. Terkait kinerja operasional pada 2022 terjadi kenaikan biaya energi dan biaya pengangkutan tinggi. Hal ini mengakibatkan biaya penjualan dan Distribusi meningkat tajam pada 2022 dibanding sebelumnya.

Namun hal tersebut bisa teratasi atas keputusan tepat manajemen, yakni dengan mengamankan bahan baku dengan harga yang kompetitif, inovasi produk, dan ditambah dengan sedikit kenaikan harga semen. Adapun margin laba kotor mengalami peningkatan dari 25,65% menjadi 26,05%. Laba operasional sedikit menurun dari Rp1.117 miliar menjadi Rp1.060 miliar. "Sementara EBITDA sebesar Rp1.827 miliar pada 2022 berada pada level yang sama dengan pada 2021," jelas Vince.

Baca juga: Bank Mandiri Siagakan Uang Tunai Rp49,6 Triliun untuk Ramadan dan Idul Fitri

Pihaknya juga terus memantau pergerakan utang dan mengoptimalkan biaya keuangan semaksimal mungkin. Hal ini pun berbuah hasil dengan Cemindo dapat mengurangi beban bunganya dari Rp681 miliar menjadi Rp628 miliar pada 2022.

Selain itu, ia menyampaikan akan terus fokus mengembangkan pasar di Indonesia serta Vietnam dan memantau perkembangan kebijakan dengan tepat. Hal ini didorong dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur. "Ditambah dengan rilis tekanan inflasi dan suku bunga turun di 2023, kami optimistis bahwa kami akan memberikan satu tahun lagi pertumbuhan berkelanjutan di 2023 kepada semua pemangku kepentingan kami," seru Vince. (Z-2)

BERITA TERKAIT