29 March 2023, 13:44 WIB

Keterjangkauan Harga Pangan Berdampak pada Kemampuan Daya Beli


Fetry Wuryasti | Ekonomi

Dok.Ist
 Dok.Ist
Loading beras ke pedagang pasar

MELAMBUNGNYA harga beberapa komoditas pangan membuat daya beli masyakat makin lemah. Terutama mereka yang berpenghasilan rendah.

“Kestabilan harga bukan lagi menjadi satu-satunya yang menentukan keterjangkauan masyarakat terhadap pangan. Pemerintah perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli,” terang Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi, Rabu (29/3).

Data Food Monitor dari CIPS menunjukkan, tren peningkatan harga di tingkat konsumen selama satu tahun terakhir dapat terlihat pada komoditas jagung, beras (medium II) dan kedelai impor.

Baca juga: Bapanas Siapkan Langkah Antisipasi Kenaikan Harga Pangan

Pada periode Januari 2022 - Januari 2023, peningkatan harga terbesar terjadi pada komoditas kedelai impor dengan peningkatan sebesar 22,95%. Sepanjang Januari 2022 hingga Januari 2023, harga kedelai impor di tingkat konsumen konsisten mengalami peningkatan. Kenaikan harga kedelai impor mencapai puncaknya pada bulan Januari 2023 dimana harga mencapai Rp15.356/kg.

Kenaikan harga selanjutnya terjadi pada beras medium II sebesar 8,62% dan jagung sebesar 3,15%. Sementara itu, harga beras medium II di tingkat konsumen secara umum juga naik.

Baca juga:Harga Pangan Naik di Bulan Ramadan Itu Biasa dan Sudah Siklus Tahunan

Namun, pada bulan Mei 2022 dan Juni 2022, harganya turun tipis sebesar 0.43% menjadi Rp11.550/kg sebelum kembali naik sebesar 0.86% ke harga Rp11.650/kg. Kenaikan harga beras medium II mencapai puncaknya pada bulan Januari 2023 yang mencapai Rp12.600/kg.

Perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan tidak diragukan membawa dampak yang cukup signifikan terhadap ketahanan pangan global. Keduanya merupakan sumber utama beberapa barang impor.

Ukraina memasok sekitar lebih kurang 24% dari total impor gandum Indonesia pada tahun 2020. Sementara itu, pupuk impor asal Rusia menyumbang sekitar 15% dari total pupuk impor Indonesia.

Terganggunya pasokan pupuk dunia akan membuat harga pupuk semakin tinggi. Tingginya harga pupuk dapat menyebabkan harga-harga komoditas, misalnya saja jagung dan kedelai, semakin tinggi.

“Kenaikan harga pangan, bahkan beberapa diantaranya sudah terjadi sejak akhir 2022. Ini menunjukkan adanya stimulus yang terjadi di rantai pasok. Ketersediaan pangan yang mencukupi perlu menjadi fokus untuk memastikan pangan dapat diakses oleh rumah tangga Indonesia,” tegasnya.

Pangan merupakan komponen bernilai signifikan dalam konsumsi rumah tangga, terlebih pada masyarakat berpenghasilan rendah.Dalam jangka panjang, kenaikan harga yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi konsumsi nutrisi. 

Masyarakat, apalagi yang berpendapatan rendah, cenderung memilih makanan yang mengenyangkan dengan harga yang lebih murah. Padahal, itu belum tentu mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh. 

Salah satu cara untuk mencukupi ketersediaan pangan adalah kebijakan yang fokus padabefisiensi proses produksi dan penyederhanaan rantai pasok. Keduanya adalah faktor di tingkatbdomestik yang berpengaruh terhadap harga pangan.

Modernisasi dan transfer teknologi dapat membantu efisiensi proses produksi yang dilakukan petani. Proses produksi yang tidak efisien membuat produk pertanian lokal sulit bersaing dengan produk impor. 

“Apalagi, kebanyakan produk impor diciptakan lewat proses produksi yang efisien sehingga kualitasnya lebih baik dan harganya lebih terjangkau,” kata dia.

Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan upaya konsisten untuk menciptakan dan menjaga iklim bisnis investasi dan persaingan usaha di Indonesia.Keterbukaan terhadap perdagangan internasional juga diperlukan, Azizah menekankan perlunya peningkatan efisiensi proses dan prosedur perdagangan supaya tidak memakan biaya dan waktu.

“Selain itu, kebijakan perdagangan harus dibarengi dengan kebijakan pertanian yang fokus pada peningkatan daya saing produsen dalam negeri,” tambah dia. (Z-10)

BERITA TERKAIT