27 March 2023, 11:10 WIB

Di Tangan Elon Musk, Valuasi Twitter Terjun Bebas


Antara | Ekonomi

AFP/SAMUEL CORUM
 AFP/SAMUEL CORUM
Foto ilustrasi Elon Musk di sebuah ponsel yang ditempatkan di monitor berlatar belakang logo Twitter.

PEMILIK jejaring sosial Twitter, Elon Musk, pada Senin (27/3) menyatakan bahwa valuasi Twitter saat ini ada di angka 20 miliar dolar AS (Rp303 triliun). Nilai itu jauh di bawah nilai kapitalisasi pasar Twitter sebelum dibeli Musk pada Oktober 2022 yang saat itu mencapai 44 miliar dolar AS (Rp668 triliun).

Pernyataan Musk itu disampaikan lewat surat elektronik (e-mail) kepada karyawan-karyawan Twitter pada Jumat (24/3) yang diwartakan kembali oleh New York Times pada Senin.

Menurut New York Times, dalam surat elektronik itu Musk mengingatkan karyawan-karyawannya bahwa Twitter tengah menghadapi kesulitan keuangan, bahkan empat bulan ke depan terancam kehabisan uang. Untuk itu, Musk meminta perusahaan media sosial itu agar mengambil perubahan radikal, termasuk memecat karyawan dan mengencangkan ikat pinggang, guna menghindarkan diri dari kebangkrutan.

Baca juga: Akun Twitter Blue Lebih Mudah Diretas? Ini Jawaban Pakar Siber

"Twitter tengah dibentuk ulang," tulis Musk, seraya menyatakan perusahaan media sosial ini bisa saja mundur ke belakang menjadi hanya sebuah start-up.

Valuasi Twitter terus turun semenjak Musk melancarkan perombakan besar-besar dalam perusahaan media sosial ini. Pada Oktober 2022, Musk mengakuisisi Twitter secara pribadi yang membuatnya tak bisa diminta mengungkapkan secara transparan kondisi keuangan jejaring sosial ini.

Musk mengakui pendapatan Twitter berkurang karena pengiklan ramai-ramai meninggalkan platform ini setelah dibeli oleh dia. Musk sampai menyatakan Twitter terancam bangkrut. Musk juga kabarnya bakal menawarkan program  kompensasi saham di mana karyawan Twitter bakal menerima saham X Corporation yang merupakan lengan bisnis yang digunakan Musk untuk mengakuisisi Twitter.

Baca juga: Twitter Sediakan Paket Berlangganan Bebas Iklan, Ini Syaratnya

Twitter juga berencana mengenalkan program yang membuat karyawannya bisa menjual sahamnya setiap enam bulan.

Kendati dihadapkan kepada masalah keuangan yang akut, dalam e-mail itu Musk yakin bahwa suatu saat nanti valuasi Twitter akan mencapai 250 miliar dolar AS (Rp3.795 triliun).

Bukan hanya dari segi keuangan, Twitter juga anjlok dari sisi jumlah penggunanya. Menurut data laman Statista, sampai Desember 2022, Twitter memiliki pengguna aktif per bulan 368 juta di seluruh dunia. Angka ini diproyeksikan turun menjadi 335 juta pada 2024 atau lima persen lebih rendah dibandingkan dengan 2022. (Z-6)

BERITA TERKAIT