KEMENTERIAN Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen terus melakukan regenerasi petani dan mencetak petani muda yang berjiwa wirausaha.
Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kementan menggelar pelatihan agribisnis smart farming Batch 2 2023 yang rilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada 20-27 Maret 2023.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) yang juga Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti mengatakan pada batch 2 ini, 44 penerima manfaat program YESS yang berasal dari 4 provinsi dan 15 kabupaten hadir mengikuti pelatihan.
Baca juga : Sekolah Lapang di Kalteng, Kementan Gaungkan Genta Organik
Santi menambahkan, tujuan dari pelatihan itu adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu mengakses pembiayaan melalui kredit usaha rakyat (KUR), menerapkan teknologi smart farming, serta membentuk kemitraan usaha agribisnis.
“Indikator keberhasilan dari pelatihan ini adalah peserta harus mampu mengakses pembiayaan KUR, menerapkan smart farming, serta membentuk kemitraan usaha agribisnis modern," kata Santi, melalui keterangannya, Sabtu (25/3).
Baca juga : Program Taksi Alsintan Dorong Kemandirian Petani dan Mekanisasi Pertanian
Untuk itu, Santi berharap peserta program YESS yang telah mengikuti pelatihan harus benar-benar mengaplikasikan materi yang telah didapatkan dalam pelatihan untuk mengembangkan usaha taninya.
“Peluang tidak datang dua kali. Jadi, manfaatkan dana KUR, aplikasikan teknologi smart farming dan tidak lupa bangun jejaring dengan mitra maupun offtaker," tutup Santi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budi daya pertanian. Menurutnya, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya karena lebih efisien dan modern.
"Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini," ujar Syahrul, melalui keterangannya, Sabtu (25/3).
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengapresiasi pihak perbankan serta penyedia jasa keuangan yang mendukung pembangunan pertanian melalui kemudahan akses permodalan.
Dedi mengatakan ada dua kunci dalam mencapai kesuksesan dalam mengelola sektor pertanian. Yang pertama adalah memanfaatkan smart farming dan yang kedua adalah tingkatkan skala usaha melalui akses kredit usaha rakyat (KUR).
"Dengan smart farming petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur-ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan, tetapi justru dapat menghasilkan cuan," papar Dedi.
Dedi berharap setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat menerapkan smart farming serta melakukan efisiensi dalam pengelolaan usaha. Salah satu contohnya adalah dalam mengatasi mahalnya harga pupuk.
Menurut Dedi, solusinya bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk berimbang yakni pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal).
Dedi tak menampik jika saat ini harga pupuk mahal. Oleh karenanya, ia menyarankan agar mengunakan pupuk organik.
Dijelaskan Dedi, kotoran sapi banyak mengandung nitrogen. Sementara pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium. Dedi menilai petani harus memiliki ilmu pemupukan dan perlu meningkatkan cara produksi dengan fertigasi yakni dengan menggunakan sistem gratifikasi, sehingga lebih efesien.
Selain itu harus memanfaatkan IoT dari sektor hulu hingga hilir dan tingkatkan pemasaran. (Z-5)