18 March 2023, 09:08 WIB

Menarik, Kebijakan Dividen Trimegah Persada Minimal 30% dari Laba


Mediaindonesia.com | Ekonomi

Dok.Ist
 Dok.Ist
Direksi  PT Trimegah Bangun Persada menjelaskan prospek perusahaan ke depan.

Perusahaan pertambangan dan hilirisasi bijih nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) berencana melepas saham ke publik melalui Initial Publik Offering (IPO) sebanyak 12,1 miliar saham. Jumlah itu setara 18% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan ke publik.

Penawaran awal atau book building saham NCKL dimulai pada 15 Maret-24 Maret 2023. Rencananya saham NCKL akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.

Yang menarik adalah kebijakan dividen perseroan yang akan membagikan minimal 30% dari laba bersih sebagai dividen tergantungt ergantung pada arus kas dan rencana investasi perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, serta persyaratan lainnya. 

“Perseroan telah membagikan deviden sejak tahun 2012 dan direncanakan akan melakukan pembagian dividen menggunakan tahun buku 2022 yang akan dibagikan pada tahun 2023,”ujar Presiden Direktur NCKL Roy A. Arfandy dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (17/3)

Perseroan berharap dapat meraup dana segar dari IPO sekitar USD 650 juta ( atau sekitar Rp9,7 triliun) untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman perseroan serta tambahan modal kerja perseroan.

 “NCK akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5% dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation (ESA) yaitu sebanyak-banyaknya sebesar 60,5 juta saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga Penawaran,”tambahnya.

Dalam melancarkan aksi korporasi ini, NCKL menunjuk Mandiri Sekuritas, UOB Kay Hian Sekuritas, Citigroup Sekuritas Indonesia, Credir Suisse Sekuritas Indonesia, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, OCBC Sekuritas Indonesia, dan BNP Paribas Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

NCKL merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir yang mumpuni dalam industri nikel. Ini terlihat dari kegiatan operasional yang baik, profesional dan mengedepankan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan selama lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Perseroan juga optimis dengan bisnis pengelolaan nikel kedepan.

“Fokus NCKL adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dari hulu hingga hilir,” tambah Roy.

Sektor hulu berupa penambangan bijih nikel yang menghasilkan saprolite dan limonete. Sementara hilirnya berupa peleburan dan pemurnian bijih nikel yang menghasilkan feronikel sebagai bahan baku utama pembuatan baja nirkarat (stainless steel) dan MHP (Mixed Hydoxide Precipitate) serta produk turunannya, Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama pembuatan prekursor baterai kendaraan listrik. 

Saat ini NCKL mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara melalui dua konsesi pertambangan. Perseroan juga memiliki dua proyek pertambangan nikel seluas 3.660,24 hektar yang terletak di Pulau Obi.

“NCKL berada di posisi strategis untuk mendapatkan keuntungan dari meningkatnya kebutuhan baterai di industri kendaraan listrik, sebagai respon terhadap upaya transisi energi. Ini akan meningkatkan permintaan bijih nikel maupun MHP,”pungkas Roy. (RO/E-1)

BERITA TERKAIT