NILAI tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (2/3) tergelincir didorong meningkatnya imbal
hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS). Rupiah pada Kamis ditutup merosot 46 poin atau 0,30% ke posisi 15.281 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.235 per dolar AS.
"Dari faktor eksternal terkait isu ekspektasi inflasi AS yang masih tinggi dan yield obligasi AS yang meningkat," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi, di Jakarta, Kamis. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai tertinggi baru empat bulan di 4,0160%, setelah mencapai 4,0% semalam. Imbal hasil dua tahun juga naik ke 4,9080%, tertinggi baru dalam 15 tahun.
Di Amerika Serikat, aktivitas manufaktur mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada Februari. Namun, ukuran harga bahan baku meningkat bulan lalu. Ini memicu kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap membandel.
Sebagian besar investor masih memperkirakan Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya akhir bulan ini. Namun ekspektasi kenaikan 50 basis poin yang lebih besar menjadi menguat. Probabilitas mencapai 53% bahwa suku bunga kebijakan The Fed, yang saat ini ditetapkan di kisaran 4,5%-4,75%, dapat memuncak di atas kisaran 5,5%. Padahal probabilitasnya hanya 41,5% pada 28 Februari, menurut alat CME Fed.
Sedangkan dari faktor internal, Rully menuturkan tingkat inflasi Indonesia pada Februari 2023 lebih rendah daripada Januari 2023. Diharapkan kondisi tersebut dan optimisme perekonomian Indonesia dapat menahan rupiah melemah terlalu dalam. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Rabu (1/3) bahwa inflasi mencapai 0,16% secara bulanan pada Februari 2023 atau lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023 yang sebesar 0,34%.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 15.263 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.252 per dolar AS hingga 15.289 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis menurun ke posisi 15.273 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya 15.250 per dolar AS. (Ant/OL-14)