PENGAMAT Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menduga bahwa Badan Urusan Logistik (Bulog) belum dapat menyerap hasil panen petani karena harga pembelian pemerintah (HPP) masih jauh di bawah harga di pasar.
"Dugaan saya harga di pasar masih tinggi meskipun di beberapa tempat mulai turun. Itu membuat Bulog masih belum bisa beli karena harga gabah kering panen (GKP) masih di atas HPP," ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (2/3).
Perlu diketahui, penerapan HPP baru membuat harga pembelian atas (ceiling price) terhadap GKP Tingkat Petani mencapai Rp4.550 per kg, GKP Tingkat Penggilingan Rp4.650 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) Tingkat Penggilingan Rp5.700 per kg, dan Beras Medium di Gudang Perum Bulog Rp9.000 per kg. Penetapan ini mulai berlaku per tanggal 27 Februari 2023 lalu.
Khudori bercerita, di Palembang harga pembelian GKP mencapai lebih dari Rp5.000 per kg. Jika dibandingkan dengan penerapan HPP baru yang hanya Rp4.550 per kg, masih terdapat gap yang jauh.
Maka dari itu menurutnya penerapan HPP perlu direvisi ulang dan menyesuaikan kondisi di pasaran.
"Sepertinya HPP akan difinalkan lagi oleh Badan Pangan Nasional. Harga GKP akan mengerucut di atas Rp5.000 antara Rp5.300 sampai Rp5.400," ujar Khudori.
Baca juga: Sudah ada HPP Baru tapi, Bulog Belum Bisa Serap Hasil Panen Petani
Menurutnya, dengan harga yang sesuai, Bulog dapat menyerap panen dari petani. Terutama saat surplus besar yang kemungkinan akan berlangsung pada pertengahan bulan atau akhir Maret 2023 ketika panen masif di daerah disertai turunnya hujan saat ini.
Khudori menilai bahwa kecil kemungkinan Bulog akan melakukan impor jika mampu menyerap panen raya kali ini. Menurutnya, impor hanya akan terjadi jika hasil panen raya dan panen gadu tidak memuaskan.
"Belum ada kemungkinan impor. Impor idealnya dilakukan September karena kita bisa lihat realisasi panen raya dan panen gadu. Kalau tidak memuaskan baru bisa impor. Sekarang momentumnya untuk impor belum. Kalau impor sekarang bisa-bisa digebukin mereka," pungkasnya. (OL-17)