AKTIVITAS impor jagung dan kedelai akan diatur pemerintah, serta disimpan di gudang milik Perum Bulog. Tujuannya, agar harga jagung dan kedelai dapat dikendalikan pemerintah dan tidak dimonopoli oleh pihak swasta.
"Prinsipnya, Bulog penyimpan buffer stock pajale (padi, jagung dan kedelai) secara penuh. Nantinya, juga diatur Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian," jelas Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Kamis (2/2).
"Pajale kan undang-undang kewenangannya ada di Bulog. Kita perbaiki regulasi ini dan enggak akan ada lagi monopoli swasta," imbuhnya.
Baca juga: Presiden: Harga Beras Naik di Semua Provinsi
Dengan stok Pajale di gudang Bulog, importir dikatakannya tidak akan lagi seenaknya melakukan impor terhadap komoditas tersebut. Khususnya, jagung dan kedelai yang selama ini terlalu banyak diimpor dari luar negeri.
Menurut Buwas, sapaan akrabnya, impor jagung dan kedelai hanya mengandalkan satu negara saja. Alhasil, harga untuk impor komoditas tersebut berpotensi dipermainkan.
Baca juga: Buwas Sebut Mafia Beras Sudah Ada Sejak Awal Pandemi
"Itu enggak boleh dan enggak adil. Makanya kasihan mereka (pengrajin tahu, tempe dan peternak yang membutuhkan jagung untuk pakan). Harganya enggak jelas, padahal produksi mereka sehari-hari untuk dimakan masyarakat," pungkasnya.
Pemerintah akan mengetahui persis jumlah kebutuhan jagung dan kedelai di dalam negeri. Dengan begitu, impor hanya akan dilakukan jika terjadi kekurangan stok komoditas tersebut di Tanah Air.
"Semua harus dikendalikan negara. Kita tahu persis kebutuhannya seperti apa. Kalau memang harus impor, disesuaikan dengan produksi kita. Kalau terbatas, kekurangannya dengan impor," tutur Buwas.(OL-11)