17 January 2023, 22:49 WIB

Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah Ke Pasar Belum Maksimal


Despian Nurhidayat | Ekonomi

ANTARA
 ANTARA
Ilustrasi

DIREKTUR Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Maino Dwi Hartono mengakui bahwa volume penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar belum maksimal. Salah satu contoh menurutnya di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini penyaluran CBP masih di bawah 30 ribu ton per hari.

"Padahal idealnya itu di Cipinang penyalurannya 30 ribu ton per hari. Penyalurannya kami akui belum maksimal dan akan kami dorong terus," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (17/1).

Maino menambahkan bahwa penyaluran beras ke pasar induk, pasar eceran tradisional, ritel moderen, dan online dilakukan setiap hari oleh pemerintah. Menurutnya ada sekitar 75 ton-80 ribu ton beras CBP yang disalurkan Bulog untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Penyaluran ini setiap hari dan dilakukan di seluruh Indonesia. Jadi volumenya juga akan berbeda-beda. Kita lakukan operasi pasar melalui program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan)," ucap Maino.

Terkait kenaikan harga beras saat ini, ia menegaskan hal itub disebabkan stok beras yang terbatas karena belum terjadinya panen raya. Maka dari itu, tren kenaikan harga beras selalu terjadi di awal dan akhir tahun, saat panen raya telah berlalu.

"Sebenarnya kalau dilihat dari produksi kita itu mencapai 31 juta-32 juta ton. Sementara konsumsi hanya 30,5 juta ton. Sebenarnya mencukupi. Tetapi kebutuhan bulanan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan konsumen bulanan kan tidak berubah, beda dengan produksi yang berubah tiap bulannya. Jadi kalau dilihat dari sisi tahunan tentu mencukupi, tapi jika dilihat bulanan kurang," tuturnya.

Selain itu, dia menegaskan bahwa CBP idealnya mencapai 1 juta-1,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara dari data Bulog, saat ini CBP yang dikuasai Bulog hanya mencapai 700 ribu ton. Angka tersebut juga sudah termasuk 500 ribu ton beras impor yang saat ini baru masuk sekitar 250 ribu ton atau 180 ribu ton sudah berada di gudang Bulog dan sisanya masih di perjalanan, namun sudah memasuki perairan Indonesia. (OL-15)

BERITA TERKAIT