15 December 2022, 16:53 WIB

Kebijakan Makro Butuh Stabilitas


M Ilham Ramadhan Avisena | Ekonomi

Dok MI
 Dok MI
Ilustrasi

INDONESIA dinilai tidak terisolasi dari kondisi ekonomi global yang saat ini cukup menantang. Karenanya kebijakan makro yang mengarah pada stabilitas amat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan dan mempertahankan situasi perekonomian yang saat ini relatif baik.

Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia-Timor Leste Satu Kahkonen dalam peluncuran World Bank Indonesia Economic Prospects, Kamis (15/12).

"Indonesia tidak terisolasi dari kondisi global, sehingga direkomendasikan untuk mengalihkan perhatian kebijakan ekonomi makro dari pertumbuhan ke stabilitas. Saat ini Indonesia telah menghabiskan biaya untuk mempertahankan ekonomi makro yang stabil," ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Satu, ruang kebijakan makro mungkin akan menyusut ke depan. Ini karena ketatnya kondisi pembiayaan dan inflasi yang berkelanjutan didorong oleh apresiasi dolar AS dan ketidakpastian global seputar pasar minyak.

Selain itu, kebijakan fiskal proaktif juga dinilai penting untuk meredam gejolak perekonomian dunia. Ini dapat dilakukan melalui perluasan basis pajak, menyusul langkah reformasi perpajakan yang telah dilakukan Indonesia.

"Hal itu akan menciptakan ruang untuk berinvestasi dalam program pro pertumbuhan, pro pertumbuhan dan sumber daya manusia, serta memungkinkan perluasan program bantuan sosial dan asuransi sosial yang tepat sasaran," kata Satu.

Di lain sisi, reformasi struktural untuk mendorong potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dinilai penting. Agenda ini telah diupayakan melalui instrumen hukum seperti Undang Undang Cipta Kerja, UU Harmonisasi Perpajakan, dan yang teranyar ialah UU Penembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).

"Indonesia telah berada di depan kurva dalam hal ini, dengan reformasi besar yang dilaksanakan melalui undang-undang omnibus untuk penciptaan lapangan kerja, undang-undang harmonisasi pajak dan pinjaman dalam transfer fiskal pemerintah," pungkas Satu. (OL-8)

BERITA TERKAIT