Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi pergerakan penumpang kapal penyeberangan mencapai dua juta orang saat periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022-2023.
Jumlah tersebut rata-rata naik sebesar 7% dibandingkan dari realisasi Nataru 2021 yang sebesar 1.873.379 penumpang. Untuk total kendaraan yang melintas di kapal penyeberangan diperkirakan mencapai 551.673 unit, naik 7% dibanding realisasi 2021 dengan 515.582 unit.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno mengimbau ke masyarakat yang menggunakan penyeberangan di Merak- Bakauheni untuk mengikuti aturan dalam berkendaraan. Selain itu, masyarakat yang akan menggunakan kapal diminta penyeberangan untuk membeli tiket terlebih dahulu menggunakan aplikasi Ferizy.
"Jadi tidak ada penjualan tiket di pelabuhan," kata Hendro dalam keterangannya saat di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, Rabu (7/12).
Menurutnya, masyarakat yang datang ke pelabuhan dengan membawa tiket dapat memperlancar proses penyeberangan ke Pelabuhan Merak maupun ke Pelabuhan Bakauheni.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi mengatakan, agar masyarakat merencanakan perjalanannya dengan baik demi kelancaran proses penyeberangan.
"Kalau berangkatnya direncanakan dengan baik, antrean tersebut tidak terjadi," terangnya.
"Kalaupun ada itu menunggu kapal, tapi sepanjang kapalnya ada, pelabuhannya dioptimalkan dan antriannya tertib maka akan makin cepat," tambah Firman.
Untuk melayani masyarakat yang akan menyeberang pada periode Nataru pada lintas penyeberangan Merak-Bakauheni telah disiapkan dermaga sejumlah 7 pasang dengan jenis moveable bridge atau jembatan yang bergerak.
Selain itu, terdapat 62 unit kapal yang siap beroperasi, 58 unit diantaranya telah dilakukan ramp check alias inspeksi keselamatan oleh Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD).
Guna mengantisipasi puncak kepadatan periode Nataru mendatang, berkaca dari Angkutan Lebaran 2022, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, di antaranya mengoptimalkan pola operasi kapal melalui skema normal, padat, dan sangat padat juga pendistribusian kendaraan serta mengoperasikan kapal-kapal berkapasitas besar jika terjadi lonjakan penumpang. (OL-12)