07 December 2022, 20:34 WIB

23 Perusahaan Masuk Pipeline Hilirisasi Senilai US$30,9 Miliar


M Ilham Ramadhan Avisena | Ekonomi

DOK MI.
 DOK MI.
Ilustrasi.

SEBANYAK 23 perusahaan besar dari dalam dan luar negeri masuk dalam target rencana agenda hilirisasi pertambangan nasional hingga 2026. Dari jumlah perusahaan tersebut, nilai investasi yang diperkirakan masuk akan mencapai US$30,9 miliar.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengungkapkan, 23 perusahaan itu tersebar di sejumlah sektor yang masuk agenda hilirisasi nasional. "Karena itu, perlu difokuskan pada percepatan perizinan izin agar pipeline bisa terwujud. Sudah kami inventarisasi ada sekitar US$30,9 miliar. Pipeline ini bukan hanya oret-oretan di atas kertas," kata dia dalam Forum Kemitraan Investasi 2022 di Jakarta, Rabu (7/12).

Seto menambahkan, banyak perusahaan yang sudah berproses, mengajukan perizinan, hingga menunggu persetujuan untuk mendapatkan fasilitas. Bahkan Septian meyakini ini mampu terealisasi hingga 80% dari total pipeline. Besarnya pipeline investasi tersebar di seluruh Indonesia, ia berharap kolaborasi investasi yang masuk dengan UMKM daerah juga meningkat.

Adapun 23 perusahaan yang masuk dalam pipeline tersebut ialah Anugrah Barokah Cakrawala senilai US$453 juta, Adaro Alumunium Indonesia senilai US$2 miliar, dan Tongkum Petrochemical Indonesia senilai US$9,9 miliar di Kalimantan. Lalu di Sulawesi mencakup HPAL Pomalaa (Vale-Ford-Huayou) senilai US$3,5 miliar, CNGR Pomalaa New Energy Materials senilai US$1,2 miliar, Zhongtsing New Energy senilai US$787 juta, QMB HPAL Expansion senilai US$777 juta, BTR Anode Project senilai US$478 juta, Chengkok Lithium Project senilai US$350 juta, dan IKIP HPAL Project senilai US$2,75 miliar.

Kemudian di Maluku, HPAL Sonic Bay (Eramet-BASF) senilai US$2,2 miliar, Huasan Nickel Cobalt senilai US$2,08 miliar, CNGR Xingquan New Energy senilai US$502 juta, CNGR Xingqiu New Energy senilai US$500 juta, CNGR Xinxin New Energy senilai US$488 juta, Niccle Metal Industry senilai US$460 juta, Maluku Utara Metal Industry senilai US$437 juta. Lalu Jaman New Energy senilai US$428 juta, Chengmach Nickel Indonesia senilai US$424 juta, Universe Smelters Metal Industri senilai US$417 juta, Westrong Metal Industri senilai US$389 juta, Jade Bay Metal Industri senilai US$256 juta, dan Halmahera Persada Legend Expansion senilai US$1,2 miliar. (OL-14)

BERITA TERKAIT