KETUA Bidang Telur Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Leopold Halim mengungkapkan bahwa kenaikan harga telur ayam saat ini disebabkan oleh permintaan kebutuhan yang ikut naik menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Leopold menjelaskan permintaan telur tersebut paling banyak diminta sejumlah pabrik kue untuk kebutuhan produksi. Para peternak juga mengirim pasokan telur ke Indonesia bagian timur untuk kebutuhan Nataru.
Baca juga: Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Nataru, Kemendag Siap Operasi Pasar
"Telur (naik) biasalah, karena telur kan supply dan demand, ini juga mau Nataru. Sejumlah pabrik kue sedang sibuk untuk menambah produksi untuk Nataru. Kemudian, ada bansos untuk pemenuhan Indonesia timur. Minggu depan juga sudah turun," kata Leopold saat dihubungi, Rabu (30/11).
Kemudian untuk harga daging ayam, di tingkat peternak sedang mengalami penurunan yang disebabkan over supply di kalangan peternak. Namun untuk daging ayam eceran, saat ini harga tetap stabil.
"Peternak ayam sedang mengeluh, karena mengalami penurunan yang disebabkan over supply. Para peternak saat ini hanya tertolong oleh telur, karena kebutuhan industri naik dan kebutuhan di wilayah timur untuk Natal," imbuh Leopold.
Baca juga: Stok Beras Bulog Sumsel Babel Aman Hingga 7 Bulan
Untuk harga telur ayam pada awal Desember, juga akan mulai turun. Sebab, kebutuhan beberapa pabrik dan wilayah timur sudah terpenuhi. "Minggu depan juga melandai. Kiranya, awal Desember juga sudah mulai turun. Kita juga masuk ke akhir tahun. Tidak apa-apa sebentar saja, kasian peternaknya, biar mencicil utang sedikit," jelasnya.
"Indonesia Timur juga sudah selesai. Kemudian untuk industri lokal yang persiapan Nataru, sebentar lagi sudah selesai. Itu beberapa penyebab yang meningkatkan demand," sambung dia.(OL-11)