Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra mengatakan, penyebab kenaikan harga daging ayam dan telur ayam karena permintaan masyarakat yang ikut naik menjelang akhir tahun. "Harga daging ayam dan telur naik karena pada akhir bulan seperti ini permintaan juga pasti naik, kebutuhan juga sudah mulai banyak sedangkan stok di peternak normal," ujar Syailendra saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (30/11).
Syailendra melanjutkan, selain permintaan masyarakat yang naik, kenaikan tersebut juga disebabkan adanya pengiriman pasokan telur ke wilayah timur dan membuat stok di beberapa daerah berkurang.
Namun demikian, Syailendra menyatakan bahwa saat ini harga telur dan harga daging ayam sudah mulai perlahan turun. "Permintaannya banyak dan kebetulan memang ada supply yang mengrim ke wilayah timur, dan hari ini sudah saya cek mulai turun. InsyaAllah dalam 2-3 hari kedepan harganya sudah sesuai dengan Harga Pokok Produksi (HPP)," ujarnya.
Lebih lanjut, Syailendra mengungkapkan, Jika kedepannya harga daging ayam dan telur mengalami kenaikan lagi, tentunya Kemendag akan berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengintervensi kenaikan harga tersebut. "Kita sudah komunkasi dengan Bapanas, yang punya instrumen untuk melakukan intervensi itu kan Bapanas, tapi InsyaAllah tidak ada (Kenaikan) dan pastinya harga akan kita jaga terus, apalagi menjelang Nataru pasti kebutuhan banyak," pungkasnya. (OL-12)